Peningkatan kualitas hidup merupakan faktor utama terjadinya peningkatan umur harapan hidup secara global. Di Indonesia, jumlah dan persentase penduduk lanjut usia telah mengalami kenaikan yang signifikan, dimana hal ini menyebabkan peningkatan rasio ketergantungan lanjut usia (old age dependency ratio). Purwokerto merupakan sebuah kota di Kabupaten Banyumas yang memiliki persentase penduduk lansia mencapai 13,18%, dimana angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jumlah lansia di tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Lansia merupakan kelompok yang memerlukan perhatian, perawatan, dan dukungan yang sesuai, tingginya populasi lansia seharusnya diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Namun, fasilitas khusus lansia masih sulit ditemukan di kota, padahal para lansia membutuhkan tempat untuk saling berinteraksi, berpartisipasi dalam aktivitas yang sesuai dengan kondisi, serta mendapatkan dukungan dan perawatan yang mereka butuhkan. Akibatnya, banyak lansia merasa enggan untuk keluar dari tempat tinggal mereka, dimana hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti penurunan tingkat kesehatan, isolasi sosial, hingga penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Hal ini diiringi dengan penurunan kondisi fisik lansia seiring proses penuaan yang dapat menghambat lansia dalam beraktivitas sehari-hari. Oleh karenanya, lansia seringkali membutuhkan perhatian yang tinggi dan perawatan khusus. Penyediaan fasilitas berupa senior living sebagai fasilitas hunian maupun penitipan yang terintegrasi dengan layanan wellness, activity, healthcare, dan ruang publik memberi peluang pada lansia untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. Fasilitas ini dapat memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung bagi para lansia sebagai pengguna agar mereka dapat menjalani kehidupan yang aktif dan sehat sesuai dengan usia mereka. Penerapan restorative environmental design dipilih dalam merancang senior living dengan tujuan untuk memulihkan dan memperbaiki kesejahteraan pengguna serta keseimbangan ekologis melalui interaksi yang lebih positif dengan alam. Pendekatan ini mencakup penerapan aspek keberlanjutan pada bangunan dan aspek biofilia. Komponen biofilia mengacu pada pengguna, sedangkan komponen keberlanjutan mengacu pada lingkungan, dimana keduanya saling mempengaruhi dan memberi dampak positif satu sama lain, membentuk suatu tempat yang bersifat restoratif dan pendekatan berkelanjutan yang holistik.