digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia, dengan lebih dari 270 juta penduduk, menghadapi tantangan besar dalam infrastruktur kesehatannya. Kateter Foley, alat yang penting untuk drainase urin selama operasi dan bagi pasien dengan masalah kemih merupakan komponen krusial dalam sistem ini. Permintaan yang terus meningkat untuk perangkat ini menyoroti kebutuhan akan metode penjaminan kualitas yang ketat. PT XYZ, produsen alat medis di Indonesia menghadapi tingkat cacat sebesar 8% dalam perakitan kateter Foley melebihi ambang batas yang dapat diterima perusahaan sebesar 3%. Tingginya tingkat cacat ini berdampak negatif pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan, yang memerlukan pemeriksaan menyeluruh dan rencana perbaikan. Menggunakan metodologi Six Sigma DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), penelitian ini mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebab cacat dalam proses perakitan di PT XYZ. Data yang dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi lapangan mengungkapkan empat penyebab utama dalam proses Shrink: (1) praktik pemuatan baki yang tidak benar, (2) kesalahan kalibrasi suhu mesin, (3) variabilitas keterampilan dan teknik operator, dan (4) teknik penanganan yang tidak memadai selama proses penyisipan shrink. Selain itu, masalah dalam proses Vulkanisasi Balon dan Perakitan, seperti (1) ketidaksesuaian pekerja selama pemotongan dan (2) konfigurasi cetakan yang tidak konsisten, juga diidentifikasi. Fase Improve mengusulkan beberapa solusi: memperbarui Prosedur Operasi Standar (SOP), menerapkan teknik SCAMPER untuk kalibrasi, mengembangkan program pelatihan komprehensif, menggunakan alat bantu visual, dan menciptakan program insentif. Penggunaan overlay template untuk pemotongan presisi serta pemeliharaan vendor dan chart kontrol untuk konsistensi cetakan juga direkomendasikan dalam mengatasi masalah dalam proses Vulkanisasi Balon dan Perakitan. Fase Control memastikan perbaikan ini dipertahankan melalui rencana dokumentasi yang rinci, pelatihan yang komprehensif, dan rencana pemantauan yang mencakup chart kontrol dan FMEA. Implementasi solusi ini diharapkan dapat mengurangi tingkat cacat hingga ambang batas yang dapat diterima sebesar 3%, meningkatkan efisiensi proses dan kualitas produk. Implementasi hal ini akan meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan, memberikan kerangka kerja yang kuat bagi PT XYZ untuk meningkatkan langkah-langkah pengendalian kualitasnya dan berkontribusi pada perbaikan manufaktur alat kesehatan di Indonesia.