digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Dirgantara Indonesia merupakan satu-satunya produsen pesawat terbang di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Sebagai produsen pesawat terbang dan komponennya, PT Dirgantara Indonesia memiliki permintaan pasar yang beragam dari berbagai belahan dunia. Untuk dapat memenuhi demand tersebut, PT Dirgantara Indonesia memiliki batas fraksi produk cacat pada Airbus A350 yang tidak boleh melebihi 1%. Namun, masih terdapat beberapa komponen memiliki persentase cacat yang tinggi, seperti Hinge FWD dengan persentase cacat sebesar 20,49%. Selain itu, diketahui bahwa nilai sigma yang dihitung berdasarkan stabilitas dan kapabilitas proses pada PT Dirgantara Indonesia sebesar 2,5260. Nilai sigma tersebut menunjukkan bahwa performa perusahaan masih kurang baik dalam memproduksi Hinge FWD. Untuk menurunkan persentase cacat yang ada, digunakan sebuah metode sebagai langkah dalam melakukan perbaikan kualitas terhadap produk Hinge FWD. Metode yang digunakan, yaitu metode Six Sigma melalui pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Kemudian, untuk mengidentifikasi faktor dan subfaktor penyebab cacat dari setiap jenis cacat pada Hinge FWD digunakan metode Delphi. Berdasarkan hasil dari metode Delphi, terpilih jenis cacat prioritas menggunakan perhitungan FMEA dan RPN, yaitu diameter hole oversized, undercut, dan hole not center. Kemudian dari jenis cacat tersebut dilakukan perancangan perbaikan dengan membuat prototipe pendeteksi suara dan SOP (Standar Operational Procedure) terkait penggunaan prototipe tersebut. Dari hasil penggunaan prototipe pendeteksi suara ditemukan bahwa run out spindle atau cutter yang menyebabkan jenis cacat diameter hole oversized, undercut, dan hole not center memiliki frekuensi suara lebih dari 4000 Hz, sedangkan untuk mesin CNC normal hanya mengeluarkan frekuensi suara dalam rentang 800-3000 Hz. Perbedaan frekuensi suara tersebut dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pendeteksian dini terhadap cacat pada Hinge FWD sehingga prototipe tersebut dapat mencegah terjadinya produk cacat ketika proses permesinan berlangsung.