digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Sausan Najlaa Haniifah
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Green Building, menurut US Green Building Council adalah konsep holistik yang mempertimbangkan dampak lingkungan dari perencanaan hingga dekonstruksi. Peraturan Gubernur Jakarta menyatakan bangunan hijau efisien dalam penggunaan sumber daya sepanjang siklus hidupnya. Hal ini mencakup lokasi, desain, operasional, perawatan, konstruksi, renovasi, dan dekonstruksi. Bangunan hijau mempromosikan penggunaan sumber daya terbarukan dan meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Dalam penerapannya, Peraturan Menteri No. 21 Tahun 2021 menjelaskan bahwa bangunan hijau dapat melibatkan banyak aspek Pembangunan, seperti manajemen stasiun, efisiensi air, energi, kualitas udara, material, pengelolaan sampah, dan air. Persiapan Tugas Akhir yang dituliskan dalam laporan ini berfokus pada efisiensi energi melalui upaya untuk menyelaraskan perancangan dengan prinsip bangunan hijau dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Gerakan pembangunan berkelanjutan yang terinspirasi dari konsep Smart City, memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi di lingkungan perkotaan. Di Indonesia, gerakan ini dimulai pada 2017 dan ditargetkan untuk diterapkan di 100 kota pertama pada tahun 2020. Jakarta, sebagai ibu kota yang terus menarik pendatang, menghadapi tantangan perkotaan yang kompleks. Jakarta Smart City memberikan peluang untuk mengembangkan potensi kota dan mengatasi masalah sosial yang muncul akibat urbanisasi yang tinggi. Konsep Smart City mengandalkan enam komponen utama, termasuk smart environment yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Konsep smart environment dapat diwujudkan melalui peningkatan layanan transportasi publik dan penerapan bangunan hijau untuk mendukung lingkungan berkelanjutan dalam konteks perkotaan. MRT Jakarta, sebagai moda transportasi baru, menyediakan kereta komuter yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Beroperasi sejak Maret 2019 dengan jalur sepanjang 16 km. MRT Fase Satu mencakup tiga belas stasiun yang menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran HI serta satu depo di Lebak Bulus. Meskipun berada di letak yang berbeda, ketiga belas stasiun MRT memiliki desain dan program ruang yang serupa. Stasiun-stasiun ini menjadi pusat transit terpadu yang penting bagi pergerakan masyarakat Jakarta. Green Building Council Indonesia (GBCI) menyatakan bahwa hanya ada empat bangunan transportasi yang tersertifikasi hijau di Indonesia, termasuk dua terminal dan dua bandara. Belum ada stasiun kereta api yang tersertifikasi hijau. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitasi sistem sertifikasi untuk bangunan stasiun. Stasiun MRT Jakarta sendiri belum menerapkan konsep bangunan hijau, terutama pada Stasiun MRT Blok A yang memiliki orientasi timur dan barat yang berpengaruh pada pencahayaan dan ventilasi. Diperlukan strategi desain khusus untuk mengatasi hal ini, termasuk penerapan konsep bangunan hijau. Meskipun isu green building telah dikampanyekan sejak 2017, implementasinya di stasiun-stasiun belum terwujud. Hampir 50% konsumsi energi berasal dari bangunan, termasuk stasiun. Kehadiran stasiun hijau mendapat dukungan dari gerakan Jakarta Smart City dan smart environment untuk mendukung lingkungan berkelanjutan di DKI Jakarta. Dengan demikian, penerapan konsep bangunan hijau di stasiun menjadi penting untuk mencapai tujuan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Dalam penyusunan laporan Persiapan Tugas Akhir ini, perancangan yang dilakukan merupakan sebuah redesign Stasiun Eksisting MRT Blok A yang dievaluasi menjadi lebih ramah lingkungan tanpa mengubah struktur utamanya. Dengan menerapkan konsep arsitektur bioklimatik melalui pengaturan gubahan dan fasad bangunan, stasiun hadir dengan performa yang lebih baik dalam mengurangi penggunaan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan.