digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Dafifa Maha Putri R
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya air tawar unggulan di Indonesia, dengan nilai produksi menempati peringkat kedua setelah udang. Akan tetapi, terdapat potensi penurunan produksi secara signifikan karena ketidaksesuaian pakan dengan bukaan mulut ikan dan kandungan nutrisi yang sulit dicerna pada awal daur hidup atau pada fase prenursery. Penggunaan pakan hidup pada awal fase hidup ikan nila dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengaruh pemberian pakan hidup (Artemia nauplii) metode co-feeding dengan pakan komersial pada aplikasi sistem akuakultur semi batch terhadap profil fisiologis komunitas mikroba usus dan hubungannya dengan performa pertumbuhan serta kesintasan ikan nila. Perlakuan co-feeding selama 28 hari budidaya dilakukan dengan dua variasi yang berbeda, yaitu pemberian pakan Artemia selama 7 hari pertama, dilanjutkan dengan pakan campuran Artemia dan pakan komersial dengan perbandingan jumlah masing-masing sebanyak 50% 7 hari selanjutnya, kemudian pemberian pakan komersial 14 hari terakhir (‘CF1’); variasi kedua diberikan pakan Artemia selama 14 hari pertama, pakan campuran Artemia dan pakan komersial dengan perbandingan jumlah yang sama seperti CF1 7 hari selanjutnya, lalu pakan komersial pada 14 hari terakhir (‘CF2’). Kedua perlakuan co-feeding ini dibandingkan dengan kontrol yang menggunakan pakan komersial selama 28 hari budidaya (‘K’). Pakan Artemia yang diberikan berupa instar I setelah penetasan selama ± 18 jam dengan feeding rate sebesar 30% (w/w) pada 21 hari pertama dan 25% (w/w) di 7 hari terakhir budidaya. Selama budidaya dilakukan pengukuran kualitas air harian dan pengukuran pertumbuhan ikan mingguan. Pada akhir periode budidaya dilakukan perhitungan parameter biologis dan analisis profil fisiologis komunitas mikroba usus ikan menggunakan metode BiologTM Ecoplate. Parameter kualitas air selama masa budidaya dijaga pada rentang toleransi ikan nila, tetapi kadar amonia, NO2-N, dan NO3-N pada perlakuan K cenderung lebih tinggi dibanding perlakuan CF1 dan CF2, sehingga dilakukan pergantian air dalam jumlah 20-30% lebih banyak. Hasil parameter biologis menunjukkan perlakuan K menghasilkan rata-rata berat akhir ikan (1,32±0,31 gr), rata-rata pertumbuhan harian (0,05±0,01 gr/hari), dan total biomassa (109±30 gr) lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dan menunjukkan perbedaan signifikan dengan CF2 (p<0,05). Sementara itu, nilai rasio konversi pakan dan kesintasan ketiga perlakuan tidak berbeda secara signifikan (p>0,05). Indeks keragaman dan similaritas komunitas mikroba, serta aktivitas metabolisme CF2 lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dibanding semua perlakuan lain (p>0,05). Hasil Principal Component Analysis menunjukkan perlakuan CF2 berkorelasi positif terhadap penggunaan hampir seluruh kelompok substrat karbon. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perlakuan co-feeding variasi CF2 mampu menjaga kualitas air agar optimum untuk pertumbuhan dan memiliki profil komunitas mikroba dengan kemampuan penyerapan lebih banyak jenis substrat karbon, tetapi tidak mendukung performa pertumbuhan meliputi berat ikan rata-rata, rata-rata pertumbuhan harian, dan total biomassa ikan. Selain itu, kandungan nutrisi yang diperoleh perlakuan CF2 paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pakan hidup Artemia berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pakan prenursery ikan nila. Namun, dalam upaya substitusi parsial pakan komersial, diperlukan penelitian lanjutan untuk optimasi jumlah pakan Artemia dan/atau pengayaannya yang dapat secara optimal menunjang kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan ikan nila pada tahap pre-nursery.