Abstrak - Dafifa Maha Putri R
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan
budidaya air tawar unggulan di Indonesia, dengan nilai produksi menempati
peringkat kedua setelah udang. Akan tetapi, terdapat potensi penurunan produksi
secara signifikan karena ketidaksesuaian pakan dengan bukaan mulut ikan dan
kandungan nutrisi yang sulit dicerna pada awal daur hidup atau pada fase prenursery.
Penggunaan pakan hidup pada awal fase hidup ikan nila dapat menjadi
solusi dari permasalahan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengaruh
pemberian pakan hidup (Artemia nauplii) metode co-feeding dengan pakan
komersial pada aplikasi sistem akuakultur semi batch terhadap profil fisiologis
komunitas mikroba usus dan hubungannya dengan performa pertumbuhan serta
kesintasan ikan nila. Perlakuan co-feeding selama 28 hari budidaya dilakukan
dengan dua variasi yang berbeda, yaitu pemberian pakan Artemia selama 7 hari
pertama, dilanjutkan dengan pakan campuran Artemia dan pakan komersial dengan
perbandingan jumlah masing-masing sebanyak 50% 7 hari selanjutnya, kemudian
pemberian pakan komersial 14 hari terakhir (‘CF1’); variasi kedua diberikan pakan
Artemia selama 14 hari pertama, pakan campuran Artemia dan pakan komersial
dengan perbandingan jumlah yang sama seperti CF1 7 hari selanjutnya, lalu
pakan komersial pada 14 hari terakhir (‘CF2’). Kedua perlakuan co-feeding ini
dibandingkan dengan kontrol yang menggunakan pakan komersial selama 28 hari
budidaya (‘K’). Pakan Artemia yang diberikan berupa instar I setelah penetasan
selama ± 18 jam dengan feeding rate sebesar 30% (w/w) pada 21 hari pertama dan
25% (w/w) di 7 hari terakhir budidaya. Selama budidaya dilakukan pengukuran
kualitas air harian dan pengukuran pertumbuhan ikan mingguan. Pada akhir periode
budidaya dilakukan perhitungan parameter biologis dan analisis profil fisiologis
komunitas mikroba usus ikan menggunakan metode BiologTM Ecoplate. Parameter
kualitas air selama masa budidaya dijaga pada rentang toleransi ikan nila, tetapi
kadar amonia, NO2-N, dan NO3-N pada perlakuan K cenderung lebih tinggi
dibanding perlakuan CF1 dan CF2, sehingga dilakukan pergantian air dalam jumlah
20-30% lebih banyak. Hasil parameter biologis menunjukkan perlakuan K
menghasilkan rata-rata berat akhir ikan (1,32±0,31 gr), rata-rata pertumbuhan
harian (0,05±0,01 gr/hari), dan total biomassa (109±30 gr) lebih tinggi dibanding
perlakuan lainnya dan menunjukkan perbedaan signifikan dengan CF2
(p<0,05). Sementara itu, nilai rasio konversi pakan dan kesintasan ketiga perlakuan
tidak berbeda secara signifikan (p>0,05). Indeks keragaman dan similaritas
komunitas mikroba, serta aktivitas metabolisme CF2 lebih tinggi dibanding
perlakuan lainnya, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dibanding semua
perlakuan lain (p>0,05). Hasil Principal Component Analysis menunjukkan
perlakuan CF2 berkorelasi positif terhadap penggunaan hampir seluruh kelompok
substrat karbon. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perlakuan co-feeding
variasi CF2 mampu menjaga kualitas air agar optimum untuk pertumbuhan dan
memiliki profil komunitas mikroba dengan kemampuan penyerapan lebih banyak
jenis substrat karbon, tetapi tidak mendukung performa pertumbuhan meliputi berat
ikan rata-rata, rata-rata pertumbuhan harian, dan total biomassa ikan. Selain itu,
kandungan nutrisi yang diperoleh perlakuan CF2 paling rendah dibandingkan
perlakuan lainnya. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
pakan hidup Artemia berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pakan prenursery
ikan nila. Namun, dalam upaya substitusi parsial pakan komersial,
diperlukan penelitian lanjutan untuk optimasi jumlah pakan Artemia dan/atau
pengayaannya yang dapat secara optimal menunjang kebutuhan nutrisi untuk
pertumbuhan ikan nila pada tahap pre-nursery.