Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam mengakomodasi pergerakan masyarakat. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi kegempaan yang tinggi, jembatan di Indonesia harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memiliki ketahanan apabila terkena beban gempa. Terlebih lagi, seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, standar pedoman tentang beban gempa pada jembatan terus mengalami pembaharuan, maka dari itu, perlu dilakukannya evaluasi pada jembatan untuk mengetahui ketahanan jembatan tersebut terhadap beban gempa eksisting.
Di Jakarta terdapat jembatan layang yang telah berumur sekitar 30 tahun, diresmikan pada tahun 1992, jembatan layang tersebut masih eksis digunakan hingga kini. Pada salah satu bagian dari jembatan layang tersebut akan dilakukan evaluasi seismik menggunakan metode spektrum kapasitas dengan acuan publikasi Federal Highway Association (FHWA), setelahnya akan dilakukan perencanaan retrofit untuk mengetahui perubahan respons jembatan tersebut. Perencanaan retrofit akan dilakukan untuk memodifikasi respon struktur dengan mengganti bantalan eksisting dengan Lead Rubber Bearing (LRB). Tugas akhir ini memiliki hipotesis bahwa terdapat kerusakan pada jembatan eksisting apabila terkena beban gempa periode ulang 1000 tahun, sehingga perencanaan retrofit diproyeksikan dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi pada kondisi tersebut.