digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jaringan jalan merupakan elemen penting dalam mendorong mobilitas di berbagai sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Menjamin efisiensi dan kualitas layanan transportasi memerlukan pendekatan pembangunan daerah yang komprehensif untuk memastikan pembangunan yang seimbang dan berkeadilan, sejalan dengan tujuan pembangunan nasional. Namun, pembangunan jalan tol sering menghadapi tantangan geoteknik akibat karakteristik tanah yang kurang stabil, yang memerlukan perbaikan khusus untuk meningkatkan daya dukung dan stabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbaikan tanah menggunakan metode rigid inclusion pada proyek pembangunan jalan tol Serang- Panimbang, di mana tanah eksisting adalah tanah lunak yang rentan terhadap deformasi besar akibat beban berat. Metode perbaikan tanah mengacu pada SNI 8460:2017 dan melibatkan berbagai konfigurasi spasi, panjang, dan tinggi timbunan. Timbunan dengan tinggi 8 meter lebih cocok digunakan dengan berbagai konfigurasi karena perbedaan penurunan yang lebih mendekati garis linear, sehingga lebih efektif saat dilakukan perubahan konfigurasi. Perbandingan antara model dengan dan tanpa geotextile menunjukkan bahwa meskipun tidak ada perbedaan signifikan pada penurunan, penggunaan geotextile berpengaruh terhadap peningkatan faktor keamanan dan stabilitas, terutama pada deformasi lateral kolom. Peningkatan konfigurasi spasi, panjang, dan tinggi timbunan secara signifikan mempengaruhi penurunan tanah, dengan peningkatan spasi sebesar 33,88%, panjang sebesar 5,52%, dan tinggi timbunan sebesar 5,17%. Kesimpulannya, metode rigid inclusion efektif dalam menahan gaya aksial dari beban di atasnya dan mengurangi deformasi lateral dengan penambahan tulangan pada kolom untuk mengantisipasi gaya lateral, lentur, dan tarik.