Jaringan jalan merupakan elemen penting dalam mendorong mobilitas di
berbagai sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Menjamin efisiensi dan kualitas
layanan transportasi memerlukan pendekatan pembangunan daerah yang
komprehensif untuk memastikan pembangunan yang seimbang dan berkeadilan,
sejalan dengan tujuan pembangunan nasional. Namun, pembangunan jalan tol
sering menghadapi tantangan geoteknik akibat karakteristik tanah yang kurang
stabil, yang memerlukan perbaikan khusus untuk meningkatkan daya dukung dan
stabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbaikan tanah
menggunakan metode rigid inclusion pada proyek pembangunan jalan tol Serang-
Panimbang, di mana tanah eksisting adalah tanah lunak yang rentan terhadap
deformasi besar akibat beban berat. Metode perbaikan tanah mengacu pada SNI
8460:2017 dan melibatkan berbagai konfigurasi spasi, panjang, dan tinggi
timbunan. Timbunan dengan tinggi 8 meter lebih cocok digunakan dengan berbagai
konfigurasi karena perbedaan penurunan yang lebih mendekati garis linear,
sehingga lebih efektif saat dilakukan perubahan konfigurasi. Perbandingan antara
model dengan dan tanpa geotextile menunjukkan bahwa meskipun tidak ada
perbedaan signifikan pada penurunan, penggunaan geotextile berpengaruh terhadap
peningkatan faktor keamanan dan stabilitas, terutama pada deformasi lateral kolom.
Peningkatan konfigurasi spasi, panjang, dan tinggi timbunan secara signifikan
mempengaruhi penurunan tanah, dengan peningkatan spasi sebesar 33,88%,
panjang sebesar 5,52%, dan tinggi timbunan sebesar 5,17%. Kesimpulannya,
metode rigid inclusion efektif dalam menahan gaya aksial dari beban di atasnya dan
mengurangi deformasi lateral dengan penambahan tulangan pada kolom untuk
mengantisipasi gaya lateral, lentur, dan tarik.