Interaksi obat merupakan kejadian ketika keberadaan suatu obat mengganggu aktivitas farmakologi obat lain sehingga berpotensi membahayakan pasien. Banyaknya kondisi multimorbiditas di masyarakat kini berkaitan dengan penggunaan beberapa obat, yaitu polifarmasi, yang menjadi salah satu prediktor signifikan terhadap potensi interaksi obat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi terkait potensi interaksi obat yang umum terdapat pada peresepan polifarmasi, sekaligus penanganan yang sesuai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain studi potong lintang. Pada penelitian ini digunakan sumber sekunder yaitu peresepan polifarmasi pada pelayanan farmasi Puskesmas Ibrahim Adjie selama tahun 2023, yang dilakukan proses pencarian potensi interaksi obat-obat melalui literatur DynaMedex dan Stockley's Drug Interactions. Data yang diperoleh diteliti faktor-faktor lainnya yang mungkin memengaruhi interaksi obat, seperti umur pasien, dan jumlah obat yang diterima. Pengolahan data dilakukan dengan uji Chi Square dan Spearman’s rank correlation. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan sebanyak 1.848 (11%) resep termasuk sebagai peresepan polifarmasi, dan resep yang mengandung obat-obatan berinteraksi terdapat 490 resep (26,5%), dengan 753 potensi interaksi. Potensi interaksi obat yang paling sering ditemukan adalah interaksi antara Amlodipin dengan Metformin dengan jumlah kejadian 175 (23,24%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah obat dengan tingkat keparahan interaksi obat (p=0,003) dan rentang usia dengan tingkat keparahan interaksi obat (p<0,001). Selain itu, didapatkan korelasi lemah antara potensi interaksi obat dengan jumlah obat (r=0,061) dan usia pasien (r=0,287).