Peningkatan kasus resistensi akibat bakteri menjadi perhatian serius bagi banyak negara, termasuk
Indonesia. Penggunaan antibiotik golongan awal menjadi semakin tidak efektif dalam menekan
bakteri sehingga mendorong banyak ahli kesehatan untuk mencari kandidat senyawa antibiotik
baru. Pencarian kandidat senyawa baru dilakukan secara luas pada berbagai ekosistem, salah
satunya laut karena keanekaragaman organisme yang hidup serta kondisi lingkungan yang ekstrem
memungkinkan untuk diisolasinya senyawa baru yang aktif bersifat antimikroba. Bacillus velezensis
merupakan salah satu bakteri yang berasal dari koleksi laboratorium Mikrobiologi Sekolah Farmasi
ITB dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram-negatif. Penelitian ini
dilakukan untuk mencari subfraksi yang bertanggung jawab dalam memberikan aktivitas
antibakteri terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian
mencakup peremajaan bakteri, identifikasi bakteri, fermentasi bakteri, ekstraksi metabolit
sekunder, fraksinasi metabolit sekunder, subfraksinasi metabolit sekunder, serta pengujian
aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram dan mikrodilusi untuk menentukan nilai
konsentrasi hambat minimum (KHM), dilanjutkan drop test untuk menentukan nilai konsentrasi
bakterisidal minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak biomassa, subfraksi 6, dan
subfraksi 7 masing-masing menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 1024 ?g/mL
terhadap Escherichia coli. Hasil lainnya menunjukkan subfraksi 5 menunjukkan aktivitas antibakteri
pada konsentrasi 1024 ?g/mL terhadap Salmonella typhi, tetapi tidak ada ekstrak, fraksi, maupun
subfraksi yang menunjukkan aktivitas antibakteri pada seluruh seri konsentrasi pengujian terhadap
Pseudomonas aeruginosa. Seluruh ekstrak dan fraksi yang memberikan aktivitas antibakteri
tergolong lemah dan bersifat bakteriostatik.