digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian dilakukan di daerah Tayan, Provinsi Kalimantan Barat di dalam area pertambangan IUP OP PT Antam Tbk. Daerah penelitian terbagi menjadi dua Blok antara lain Blok Mandai dan Blok Kelasau yang tidak terpisahkan secara geologi, namun hanya menjadi pembatas sebaran data area penelitian. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendefinisikan karakteristik bauksit yang terbentuk di daerah penelitian berdasarkan beberapa parameter. Beberapa parameter yang digunakan untuk mendefinisikan karakteristik bauksit adalah batuan asal, kelimpahan senyawa oksida, dan derajat lateritisasi. Karakteristik bauksit yang telah didefinisikan tersebut kemudian dianalisis fraksi benefisiasi yang paling optimal dengan dilakukan uji fraksinasi pada masing-masing karakteristik bauksit tersebut. Penelitian dilakukan pada empat batuan asal berbeda yaitu diorit, diorit kuarsa, granodiorit, dan gabro. Pengambilan sampel dilakukan pada sumur uji menggunakan metode channel sampling dan dilakukan 3 jenis pengambilan sampel, yaitu sampel laterit in situ, sampel benefisiasi bauksit, dan sampel fraksinasi bauksit. Sampel laterit in situ dianalisis untuk mengetahui karakteristik profil laterit yang lengkap pada kondisi alami. Sampel bauksit pada profil laterit tersebut kemudian dilakukan proses benefisiasi pada ukuran +0,17 cm untuk mengetahui potensi peningkatan kualitas bauksit pada tiap karakter bauksit dengan ukuran fraksi yang umum digunakan saat ini. Uji fraksinasi dilakukan pada sampel bauksit yang akan dipisahkan berdasarkan ukuran butir menjadi 8 ukuran butir antara lain +10 cm, +5 cm, +2 cm, +1 cm, +0,17 cm, +0,10 cm, +0,06 cm, dan +0,03 cm. Seluruh sampel sumur uji dilakukan analisis X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mendapatkan senyawa SiO2, Al2O3, Fe2O3, dan TiO2, dan analisis wet analysis gravimetry untuk mendapatkan nilai senyawa silika reaktif (RSiO2). Selain analisis geokimia, sampel fraksinasi yang mewakili masing-masing karakter bauksit dilakukan analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui kelimpahan mineralnya. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa bauksit di daerah penelitian secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga karakter bauksit. Ketiga karakteristik ini dipisahkan berdasarkan derajat lateritisasi, kelimpahan senyawa oksida, dan batuan asal. Karakter bauksit silika rendah berkorelasi dengan batuan asal gabro dan diorit. Karakter bauksit silika sedang berkorelasi dengan batuan asal diorit kuarsa dan granodiorit. Karakter bauksit silika tinggi berkorelasi dengan batuan asal granodiorit terlateritisasi lemah. Kualitas bauksit yang baik ditunjukkan dengan nilai Al2O3 yang tinggi (>42%) dan SiO2 yang rendah (<20%). Hasil uji fraksinasi menunjukkan bahwa ukuran butir berkorelasi kuat positif terhadap kelimpahan senyawa Al2O3 dan berkorelasi kuat negatif terhadap kelimpahan senyawa SiO2. Secara umum kualitas bauksit akan memburuk umum pada ukuran butir di bawah 0,17 cm. Rekomendasi ukuran fraksi yang optimum untuk proses benefisiasi pada setiap karakter bauksit, yaitu karakter silika rendah pada fraksi 0,03 cm ke atas, karakter silika sedang pada fraksi 0,10 cm ke atas, dan karakter silika tinggi pada fraksi 0,17 cm ke atas. Studi yang dilakukan pada penelitian ini dapat membantu industri komoditas bauksit dari tahap eksplorasi sampai dengan produksi dalam karakterisasi dan benefisiasi bauksit. Metode pembagian klasifikasi berdasarkan karakteristik geokimia dapat menjadi pembagian klasifikasi sederhana yang aplikatif. Pada kegiatan eksplorasi dapat menjadi acuan geologiawan dalam mengarahkan kegiatan eksplorasi, pembagian ini juga dapat digunakan sebagai kelas dalam estimasi sumberdaya mineral, dalam kegiatan penambahan dapat digunakan sebagai acuan blending bijih agar sesuai dengan permintaan pasar, dan dalam kegiatan pencucian diharapkan menjadi lebih optimal mendapatkan kualitas bauksit dan CF untuk meningkatkan produk yang dapat dijual.