digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja laboratorium campuran Stone Mastic Asphalt (SMA) dengan asbuton murni yang menggunakan pemadat Superpave Gyratory Compactor (SGC) dan menentukan kemampuan pemadat SGC dalam menghasilkan kinerja yang sesuai dengan spesifikasi AASHTO M 325-08 pada campuran SMA dengan asbuton murni. Campuran yang digunakan adalah SMA-Kasar dengan asbuton murni, tanpa maupun dengan selulose 0.3%, serta SMA-Kasar dengan aspal Pen 60/70 dengan selulose 0.3% untuk membandingkan kinerja laboratorium antara campuran dengan asbuton murni dan aspal Pen 60/70. Dalam penelitian ini, pemadatan menggunakan SGC dilakukan pada 100 putaran, sesuai dengan spesifikasi untuk jalan dengan beban lalu lintas medium hingga berat, sesuai AASHTO M 325-08 yang mengadopsi sistem Superpave pada campuran SMA. Parameter lain yang digunakan mengikuti parameter standar yang ditetapkan AASHTO T 312, meliputi tekanan konsolidasi sebesar 600 ± 18 kPA, sudut putaran sebesar 1.16°±0.02°, dan kecepatan putaran sebesar 30 rpm. Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) didasarkan pada karakteristik volumetrik dari campuran. Uji draindown dan Indirect Tensile Strength (ITS) dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik campuran pada KAO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asbuton murni yang dipadatkan dengan SGC memenuhi karakteristik volumetrik yang diinginkan. Penambahan selulose 0.3% pada asbuton murni berhasil menurunkan draindown dari 6.51% menjadi 0.09%, meningkatkan densitas, serta menurunkan nilai VIM dan VMA. KAO juga berhasil ditekan dari 7.05% menjadi 6.66%. Meskipun campuran SMA dengan asbuton murni dan selulose 0.3% dapat menurunkan KAO, sebagian binder aspalnya tergantikan oleh selulose, yang mengisi rongga-rongga dan meningkatkan kepadatan campuran. Campuran ini memiliki nilai Tensile Strength Ratio (TSR) sebesar 88%, lebih tinggi dibandingkan campuran aspal Pen 60/70 dengan selulose 0.3% (pada KAO sebesar 6.2%). Kedua variasi campuran yang dipadatkan dengan SGC memenuhi spesifikasi AASHTO M 325-08. Namun, pengelolaan kadar aspal dan penambahan stabilizer penting untuk mengatasi masalah draindown.