digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Tasya Fediarisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh yang secara fungsional berperan dalam homeostasis tubuh dengan menjaga suhu, hidrasi, dan sintesis vitamin D, serta sebagai pelindung dari bahan kimia eksternal dan patogen. Kerusakan pada kulit dapat mengganggu fungsi-fungsi tersebut dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan lainnya. Luka kronis pada kulit dapat menyebabkan peningkatan rasa sakit, stres, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hidrogel adalah polimer tiga dimensi yang bersifat hidrofilik. Penelitian-penelitian terdahulu membuktikan bahwa hidrogel dapat dikembangkan sebagai scaffold untuk penyembuhan luka karena memiliki potensi untuk mempertahankan oksigen, menyerap eksudat luka, menjaga lingkungan lembap yang mendukung proses fisiologis, dan mendorong pertukaran gas karena struktur berpori. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis sifat fisik dan biologis scaffold hidrogel dengan komposisi kitosan dan polivinil alkohol (PVA) yang dikombinasikan dengan ekstrak membran amnion (AME) untuk mendukung proses penyembuhan luka secara in vitro. Fabrikasi hidrogel tersebut dilakukan menggunakan metode freeze-thaw dengan empat siklus pembekuan dan penambahan gliserol sebagai cross-linker. Pada penelitian ini difabrikasi tiga jenis hidrogel, yaitu hidrogel kitosan:PVA (1:1), kitosan:PVA:AME 5 mg/mL (4:4:1), dan kitosan:PVA:AME 8 mg/mL (4:4:1). Karakterisasi fisik hidrogel meliputi sudut kontak air, swelling, kandungan air, dan degradabilitas. Karakterisasi biologis in vitro hidrogel diamati dengan mengukur sitotoksisitas dan proliferasi sel lini fibroblas dari manusia (1BR3) menggunakan uji MTT (3-[4,5-dimethylthiazol-2-yl]-2,5 diphenyl tetrazolium bromide). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogel memiliki permukaan yang bersifat hidrofilik dengan sudut kontak <90o, nilai swelling tinggi dengan persentase >150%, kandungan air dibawah 20%, dan kemampuan degradasi yang optimal selama 14 hari. Karakteristik hidrogel tersebut sesuai dengan karakteristik hidrogel untuk wound dressing dalam penyembuhan luka. Hidrogel tidak bersifat toksik karena sel 1BR3 yang ditumbuhkan selama tiga hari memiliki viabilitas sel >70% (ISO 10993-5). Selain itu, terjadi peningkatan viabilitas sel 1BR3 yang ditumbuhkan di hidrogel pada hari ke-3, -5, -7, dan -10. Penambahan AME pada scaffold hidrogel tersebut dapat meningkatkan viabilitas sel. Sel dapat tumbuh di hidrogel dan membentuk agregat. Pengamatan agregat sel pada hari ke-1, -2, dan -5 menunjukkan adanya penambahan jumlah dan ukuran agregat sel. Dapat disimpulkan bahwa hidrogel dengan komposisi kitosan/polivinil alkohol/ekstrak membran amnion bersifat biokompatibel dan dapat mendukung pertumbuhan sel sehingga memiliki potensi untuk penyembuhan luka.