Amblesan tanah telah menjadi masalah yang signifikan bagi beberapa kota di
Indonesia tepatnya di kota-kota pesisir. Dalam 20 tahun terakhir, Kota Pekalongan
merupakan salah satu kota yang mengalami amblesan tanah paling cepat di Pulau
Jawa. Faktor utama penyebab amblesan tanah yaitu faktor alamiah (konsolidasi
alamiah) dan faktor antropogenik (pengambilan airtanah dan penambahan beban
bangunan) serta dapat disebabkan oleh keduanya. Pemantauan amblesan tanah di
Kota Pekalongan sudah dilakukan sejak 2007 menggunakan metode InSAR, hasil
dari pemantauan InSAR sebesar 10–11 cm/tahun. Hal tersebut melatarbelakangi
studi mengenai kontribusi dari faktor mana yang paling berpengaruh dan berapa
besaran dari masing masing faktor yang dapat mengakibatkan amblesan tanah.
Metode yang digunakan dalam analisis amblesan tanah yaitu metode konsolidasi
satu dimensi Terzaghi dengan model analitik dan validasi menggunakan numerik
pada masing masing faktor. Analisis amblesan tanah dilakukan pada 7 titik: Bor 1,
Bor 2, Bor 3, Bor 4, CPTu 4, CPTu 7, dan CPTu 9. Hasil analisis menunjukan
faktor alamiah yaitu konsolidasi alamiah memiliki kontribusi sebesar 0,3–1,91 m
dalam rentang tahun 2013–2023. Konsolidasi alamiah di Kota Pekalongan akan
terus berlangsung hingga tahun 2028–3593, dengan besaran maksimum 0,3–1,91
m. Faktor antropogenik akan mempercepat proses konsolidasi yang terjadi.
Ekstraksi airtanah memiliki kontribusi 0,03–0,16 m dalam rentang tahun 2013–
2023 dan penambahan beban bangunan memiliki kontribusi 0,0003–0,03 m dalam
rentang tahun 2013–2023. Dalam 10 tahun terakhir ekstraksi airtanah lebih
berperan besar dalam bahaya amblesan tanah yang terjadi di Kota Pekalongan.
Faktor antropogenik akan mempercepat laju amblesan tanah sebesar 0,4–1,75
cm/tahun atau mempercepat sekitar 15–42%. Perbandingan metode analitik dan
numerik pada ketiga faktor, memberikan hasil yang tidak begitu jauh selisihnya
hanya berkisar 0,0004–0,1 m. Persentase kemiripan hasil yang didapatkan
berkisar antara 4,9–37,5%. Perbedaan hasil yang cukup kecil ini menunjukan
bahwa metode analitik masih dapat digunakan.