digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - LATIFAH AINI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Lahan gambut merupakan ekosistem lahan basah yang dicirikan dengan tingginya akumulasi bahan organik dengan laju dekomposisi yang sangat rendah. Indonesia memiliki luasan gambut tropis terbesar di dunia dengan luas mencapai 13,43 juta hektar yang tersebar di tiga pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua. Salah satu provinsi yang didominasi oleh lahan gambut adalah Kalimantan Tengah. Namun lahan gambut ini telah mengalami degradasi, terutama akibat adanya kebakaran, yang juga menurunkan keanekragaman vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan struktur vegetasi pada hutan rawa gambut pasca kebakaran dengan umur tegakan yang berbeda dan dibandingkan dengan hutan rawa gambut yang tidak pernah mengalami gangguan kebakaran. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan chronosequence. Penelitian dilakukan pada 3 tapak yaitu lahan gambut bekas kebakaran tahun 1997 (EF-1997), lahan gambut bekas kebakaran 2015 (EF-2015) yang berlokasi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa, dan Laboratorium Alam Hutan Gambut (LAHG) Sabangau yang dijadikan sebagai reference area (RA) yang tidak pernah terkena gangguan kebakaran. Pengambilan data menggunakan analisis vegetasi. Analisis vegetasi adalah kegiatan untuk mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk (struktur) vegetasi dengan tujuan untuk melihat dan menganalisis tingkatan suksesi. Parameter yang digunakan adalah keanekaragaman, dominansi, kesamaan, sebaran kelas diameter, dan luas area basal. Ditemukan 56 spesies pohon dan 7 spesies tumbuhan bawah pada ke tiga tapak. Komposisi dan struktur vegetasi berdasarkan parameter keanekaragaman, dominansi, kesamaan, sebaran kelas diameter, kerapatan, dan LAB pada hutan bekas kebakaran tahun 1997 (EF-1997) lebih mendekati kondisi pada reference area (RA) dibandingkan dengan hutan bekas kebakaran tahun 2015 (EF-2015). Proses suksesi yang berlangsung lebih dari 26 tahun pada tapak EF-1997 tanpa gangguan kebakaran dapat memulihkan komposisi dan struktur vegetasi sehingga menyerupai hutan sekunder (tapak RA).