Perubahan iklim seperti peningkatan temperatur dan penurunan curah hujan
diprediksi akan berdampak terhadap frekuensi, intensitas, dan luasan area bahaya
kebakaran hutan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi perubahan frekuensi kejadian, intensitas bahaya, dan
luasan area kebakaran hutan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Data yang digunakan meliputi: reanalysis ERA5-Land yang diasumsikan sebagai
observasi, dan luaran model CMIP6 untuk historis dan proyeksi near-future
(2025-2054) dan far-future (2069-2098) digunakan untuk data model. Skenario
SSP2-4.5 dan SSP5-8.5 digunakan untuk memodelkan potensi perubahan
kebakaran hutan di masa depan. Metode yang digunakan adalah perhitungan
Fire Weather Index (FWI), pengategorian nilai FWI (sangat rendah, rendah,
moderat, tinggi sangat tinggi, ekstrem), perhitungan frekuensi dan perubahan
frekuensi tiap kategori FWI, peratingan dan pembobotan tiap kategori FWI,
perhitungan intensitas dan perubahan intensitas bahaya, pengategorian bahaya
(sangat rendah, rendah, moderat, tinggi, dan sangat tinggi), dan perhitungan luasan
serta perubahan luasan bahaya tiap kategori bahaya kebakaran.
Hasil penelitian menunjukkan perbandingan antara periode near-future
(2025 – 2054) dan far-future (2069 – 2098) dengan skenario SSP2-4.5 dan
SSP5-8.5 secara Ensemble mean konsensus model 63% dari segi frekuensi tiap
kategori (moderat, tinggi, sangat tinggi, dan ekstrem) di sebagian wilayah di
Indonesia akan berpotensi mengalami peningkatan mulai dari 25 hingga 250 kali
dari periode historis (1985 – 2014). Dari segi intensitas, bahaya kebakaran hutan
akan mengalami peningkatan intensitas bahaya sebesar 1 – 9 kali dan peningkatan
level bahaya ringan menjadi moderat dari periode historis (1985 – 2014). Dari segi
luasan area bahaya, seluas 111,5 – 305,4 ribu km2
daerah dengan level bahaya
sangat rendah akan berubah naik menjadi daerah-daerah dengan level bahaya
kebakaran hutan yang lebih tinggi.