ABSTRAK Raynee Joyvita Iriani Anthonia
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Ketersediaan pencahayaan alami yang cukup merupakan salah satu aspek penting dalam ruang kelas karena bermanfaat bagi produktivitas dan kesehatan para siswa, serta menghemat penggunaan energi dari lampu. Ruang kelas sekolah dasar negeri di Indonesia cenderung terpapar sinar matahari sepanjang tahun karena terletak di daerah beriklim tropis sehingga diharapkan dapat memberikan pencahayaan yang optimal pada ruang kelas. Beberapa faktor pengaruh kinerja pencahayaan alami dalam ruang kelas adalah desain bukaan, peneduh, serta orientasi bangunan. Untuk membatasi kuantitas cahaya yang masuk, salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah sistem fenestrasi kompleks (CFS) yang terdiri dari bukaan dan peneduh. Sebuah penelitian telah menghasilkan sepuluh rekomendasi variasi desain CFS yang optimum pada iklim saat ini untuk ruang kelas sekolah dasar negeri Indonesia. Meskipun telah diketahui rekomendasi variasi desain CFS yang optimum tersebut, bangunan sekolah akan digunakan untuk waktu yang sangat panjang sehingga kinerjanya harus tetap dapat dipertahankan di masa depan. Akan tetapi, adanya ketidakpastian perubahan iklim menyebabkan belum diketahuinya apakah desain optimum tersebut dapat dipertahankan pada iklim masa depan.
Dalam hal ini, ketahanan didefinisikan sebagai suatu kondisi kinerja pencahayaan alami yang cenderung menghasilkan nilai konstan sekalipun terjadi berbagai skenario perubahan iklim. Dengan demikian, tugas akhir ini akan menganalisis kinerja pencahayaan alami ruang kelas sekolah dasar negeri Indonesia menggunakan rekomendasi desain CFS yang telah ditemukan sebelumnya untuk diterapkan pada berbagai skenario perubahan iklim masa depan. Pemodelan dan simulasi kinerja pencahayaan alami dilakukan melalui perangkat lunak Rhinoceros serta Grasshopper. Simulasi dilakukan berdasarkan data iklim historis dari situs Climate One Buildings serta data skenario perubahan iklim di masa depan melalui mesin Future Weather Generator. Hasil dari simulasi itu menunjukkan perubahan data iklim tidak menyebabkan perubahan kinerja pencahayaan alami pada ruang kelas bila dilihat dari metrik sDA300/50%, menyebabkan kenaikan sebesar 0,3% untuk metrik ASE1000,250j, penurunan sebesar 2,7% untuk metrik aUDI100-3000lx, dan penurunan 14,5% untuk metrik aUDI250-750lx. Analisis kemudian dilakukan untuk melihat variasi desain CFS yang dinilai paling tahan terhadap perubahan data iklim untuk metrik aUDI karena memiliki perubahan nilai paling signifikan. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan desain CFS yang dinilai paling tahan terhadap seluruh skenario iklim masa depan adalah desain 1 dan 4 untuk aUDI100-3000lx dan desain 7 dan 10 untuk metrik aUDI250-750lx.
Kata kunci: ketahanan, ruang kelas, sekolah dasar negeri, pencahayaan alami, perubahan iklim, sistem fenestrasi kompleks.