digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Muhammad Andhika
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri konstruksi merupakan industri yang memiliki tingkat fragmentasi yang tinggi. Fragmentasi merupakan fenomena dimana terpecah/terbaginya pekerjaan suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa subproses: perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan. Fragmentasi mengakibatkan peningkatan biaya pelaksanaan, keterlambatan proses, peningkatan waste, rendahnya produktivitas, dan konflik yang disebabkan oleh perselisihan sehingga industri konstruksi seringkali dikatakan sebagai industri yang tidak efisien. Sehingga dilakukan penelusuran terkait metode project delivery yang dapat menjawab permasalahan tersebut yaitu Integrated Project Delivery (IPD). IPD merupakan suatu metode project delivery yang mengintegrasikan sumber daya yang ada dalam proyek seperti orang, sistem, struktur dan praktik bisnis ke dalam suatu proses kolaboratif yang memanfaatkan talenta, bakat, dan wawasan yang dimiliki oleh seluruh pihak yang terlibat untuk meminimallisasi waste dan mengoptimalisasi efisiensi melalui seluruh fase perancangan, fabrikasi, dan konstruksi. Jika dibandingkan dengan traditional project delivery, IPD ini lebih menekankan hubungan baik, kolaborasi, dan tujuan bersama daripada tanggung jawab dan pencapaian individual. Ditemukan bahwa IPD memiliki 5 tahapan yaitu validation phase, preconstruction phase, construction phase, substantial completion, dan final completion & payment. Perbedaan jelas dari IPD dengan project delivery lainnya terdapat pada tahap preconstruction, yang dimana terdapat beberapa hal inti yang menjadi pembeda dari IPD seperti Target Value Design dan Target Value Pricing. Pada IPD juga seluruh pihak terlibat sedari awal hingga akhir proyek dan terdapat 17 faktor yang mendukung implementasi IPD yang tergolong ke dalam 4 kelompok, yaitu organisasional, lingkungan, kontraktual, dan teknikal.