Tugas AKhir
Terbatas  Abdhiany Murtiawaty, A.Md
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Abdhiany Murtiawaty, A.Md
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses pembentukan bintang merupakan salah satu kunci untuk memahami
evolusi galaksi di sepanjang waktu kosmik. Berbagai studi telah menemukan
bahwa terdapat korelasi positif antara laju pembentukan bintang (star formation
rate, SFR) dengan total massa bintang di galaksi. Galaksi dengan korelasi
tersebut dikenal sebagai galaksi pembentuk bintang dan korelasi ini dikenal sebagai
deret utama galaksi pembentuk bintang. Korelasi tersebut menunjukkan
bahwa galaksi bermassa besar umumnya membentuk bintang dengan cepat.
Pembentukan bintang terus berlanjut hingga gas yang merupakan bahan bakar
pembentukan bintang telah habis. Kemudian laju pembentukan bintang
akan melambat atau bahkan berhenti. Galaksi dengan laju pembentukan bintang
yang rendah ini dikenal sebagai galaksi pasif dan korelasi SFR-massa
bintangnya berada di bawah deret utama galaksi pembentuk bintang. Studi
tentang mekanisme pembentukan bintang sejauh ini masih sangat terbatas pada
galaksi-galaksi di redshift rendah (z < 2) hingga menengah (2 ? z < 6).
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk mempelajari evolusi deret utama
galaksi pembentuk bintang, dari redshift z ? 0 hingga redshift tinggi (z ? 12)
dengan menggunakan gabungan data fotometri dan citra galaksi dari data terbaru
James Webb Space Telescope (JWST) dan arsip Hubble Space Telescope
(HST).
Sampel galaksi yang dianalisis berada pada rentang redshift 0 < z < 12.
Properti fisis galaksi seperti massa bintang, SFR, dan redshift fotometrik, ditentukan
dengan metode SED fitting menggunakan Dense Basis. Dari properti
fisis tersebut kemudian dipelajari evolusi deret utama galaksi pembentuk
bintang dan Stellar Mass Function (SMF) pada rentang redshift tersebut.
Dari SMF yang diperoleh, diketahui bahwa galaksi pembentuk bintang pada
rentang redshift tersebut lebih banyak merupakan galaksi bermassa rendah
(< 109M!). Sementara itu normalisasi deret utama galaksi pembentuk bintang
diketahui meningkat seiring bertambahnya redshift. Hal ini menunjukkan
bahwa kandungan gas pembentuk bintang semakin banyak pada alam semesta
awal. Kemiringan deret utama galaksi pembentuk bintang sendiri memiliki
lembah pada z ? 4. Hasil ini dapat dijelaskan dengan teori pertumbuhan
galaksi yang dimulai dari struktur dalam hingga ke luar (inside-out growth).