digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tugas AKhir
Terbatas  Abdhiany Murtiawaty, A.Md
» Gedung UPT Perpustakaan

Proses pembentukan bintang merupakan salah satu kunci untuk memahami evolusi galaksi di sepanjang waktu kosmik. Berbagai studi telah menemukan bahwa terdapat korelasi positif antara laju pembentukan bintang (star formation rate, SFR) dengan total massa bintang di galaksi. Galaksi dengan korelasi tersebut dikenal sebagai galaksi pembentuk bintang dan korelasi ini dikenal sebagai deret utama galaksi pembentuk bintang. Korelasi tersebut menunjukkan bahwa galaksi bermassa besar umumnya membentuk bintang dengan cepat. Pembentukan bintang terus berlanjut hingga gas yang merupakan bahan bakar pembentukan bintang telah habis. Kemudian laju pembentukan bintang akan melambat atau bahkan berhenti. Galaksi dengan laju pembentukan bintang yang rendah ini dikenal sebagai galaksi pasif dan korelasi SFR-massa bintangnya berada di bawah deret utama galaksi pembentuk bintang. Studi tentang mekanisme pembentukan bintang sejauh ini masih sangat terbatas pada galaksi-galaksi di redshift rendah (z < 2) hingga menengah (2 ? z < 6). Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk mempelajari evolusi deret utama galaksi pembentuk bintang, dari redshift z ? 0 hingga redshift tinggi (z ? 12) dengan menggunakan gabungan data fotometri dan citra galaksi dari data terbaru James Webb Space Telescope (JWST) dan arsip Hubble Space Telescope (HST). Sampel galaksi yang dianalisis berada pada rentang redshift 0 < z < 12. Properti fisis galaksi seperti massa bintang, SFR, dan redshift fotometrik, ditentukan dengan metode SED fitting menggunakan Dense Basis. Dari properti fisis tersebut kemudian dipelajari evolusi deret utama galaksi pembentuk bintang dan Stellar Mass Function (SMF) pada rentang redshift tersebut. Dari SMF yang diperoleh, diketahui bahwa galaksi pembentuk bintang pada rentang redshift tersebut lebih banyak merupakan galaksi bermassa rendah (< 109M!). Sementara itu normalisasi deret utama galaksi pembentuk bintang diketahui meningkat seiring bertambahnya redshift. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gas pembentuk bintang semakin banyak pada alam semesta awal. Kemiringan deret utama galaksi pembentuk bintang sendiri memiliki lembah pada z ? 4. Hasil ini dapat dijelaskan dengan teori pertumbuhan galaksi yang dimulai dari struktur dalam hingga ke luar (inside-out growth).