digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Muhammad Fahri
PUBLIC Alice Diniarti

Hubungan balok kolom merupakan elemen yang penting dalam struktur bangunan tahan gempa karena kegagalan yang terjadi pada elemen ini mengakibatkan kegagalan brittle pada bangunan. Kegagalan hubungan balok kolom disebabkan terjadinya kegagalan akibat geser pada elemen tersebut dan kerap kali ditemukan pada hubungan balok kolom eksterior. Menurut SNI 2847 – 2019 kekuatan geser pada hubungan balok kolom dipengaruhi oleh kuat tekan beton dan geometri sedangkan pada model Softened Strut-and- Tie usulan beberapa peneliti memperhitungkan tulangan pengekang juga sebagai kontributor kekuatan geser pada hubungan balok kolom. Dari pengumpulan basis data pengujian hubungan balok kolom eksterior maka didapatkan bahwa ada empat parameter yang perlu diperhitungkan untuk menghitung kekuatan geser pada hubungan balok kolom yaitu kekuatan geser, rasio tulangan pengekang terpasang terhadap tulangan pengekang butuh menurut SNI, rasio momen kolom terhadap momen balok, dan panjang penyaluran tulangan longitudinal balok. Penelitian ini merupakan studi mengenai bagaimana perilaku hubungan balok kolom saat tulangan pengekang divariasikan dari spesimen yang tidak memakai tulangan pengekang sama sekali hingga spesimen dengan tulangan pengekang yang memenuhi tulangan pengekang butuh berdasarkan SNI 2847 – 2019 dan dirancang agar kekuatan geser pada join terlampaui oleh gaya geser pada join aktual dari pengujian, selain itu juga ada pun variasi pada gaya aksial kolom. Semua spesimen diuji dengan beban siklik dan dikaji terhadap kriteria penerimaan kurva histeresis berdasarkan ACI 374.1. Hasil dari penelitian ini adalah untuk seluruh rasio momen pada semua spesimen memenuhi kriteria strong column weak beam saat tulangan pengekang tidak memenuhi tulangan pengekang butuh berdasarkan SNI 2847 – 2019 dan gaya geser pada join saat pengujian melampaui kuat geser pada join. Daktilitas yang didapat dari spesimen yang ada didapatkan berbanding lurus dengan jumlah tulangan pengekang, dan didapatkan pada spesimen tanpa tulangan pengekang dan tulangan pengekang satu lapis mengalami spalling pada bagian join.