digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK) merupakan salah satu kawasan konservasi yang menjadi habitat alami kukang jawa (Nycticebus javanicus). Di dalam kawasan ini terdapat populasi kukang jawa alami dan hasil reintroduksi yang dilepasliarkan pada tahun 2018-2019. Pemantauan kondisi populasi dan habitat kukang jawa di TBGMK perlu dilakukan secara periodik untuk mendukung strategi konservasi secara efektif. Riset ini bertujuan untuk menentukan strategi untuk mengoptimalkan potensi TBGMK dalam konservasi kukang jawa dengan: (1) menganalisis kondisi ekologis kukang jawa di TBGMK; (2) menganalisis manajemen konservasi kukang jawa di TBGMK; serta (3) menentukan strategi konservasi kukang jawa di TBGMK. Kondisi ekologis digambarkan melalui analisis kepadatan populasi, analisis vegetasi penyusun habitat dan ketersediaan pakan serta pemodelan Forest Canopy Density (FCD). Kondisi manajemen diperoleh dari analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder yang terlibat dalam konservasi kukang jawa di TBGMK. Berdasarkan kondisi ekologis dan manajemen, dirumuskan strategi konservasi menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Kepadatan populasi kukang jawa tertinggi berada di Desa Cibugel, Resort Kareumbi Timur yaitu 8 ind/km2. Secara umum, vegetasi di TBGMK memiliki keanekaragaman jenis sedang hingga tinggi dengan proporsi ketersediaan pakan tertinggi berupa getah (rata-rata 92%). Sebesar 83% kawasan memiliki kerapatan kanopi terkategori high. Pengelolaan populasi diwujudkan dalam kegiatan monitoring satwa liar dan kegiatan pelepasliaran. Kegiatan ini melibatkan pihak eksternal seperti Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) dan masyarakat sekitar kawasan. Kegiatan pengelolaan habitat diwujudkan melalui kegiatan monitoring tutupan lahan, pemulihan ekosistem, penanganan spesies invasif, serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan. Strategi yang dapat diterapkan dalam konservasi kukang jawa di TBGMK bersifat hold and maintain dengan urutan implementasi: (1) meningkatkan kemampuan kawasan untuk mendukung keberlangsungan hidup kukang jawa; (2) melakukan kolaborasi dengan pihak eksternal; (3) meningkatkan kapabilitas sumberdaya manusia; (4) meningkatkan intensitas kegiatan pemberdayaan masyarakat; (5) melakukan pengelolaan populasi kukang jawa.