Banjir adalah bencana alam yang paling sering terjadi dan paling merugikan,
mengakibatkan kerugian signifikan pada manusia, ekonomi, dan sosial. Di daerah
perkotaan, kejadian banjir ekstrim menjadi lebih sering dan parah sehingga
membutuhkan perhatian serius terhadap mitigasi dan pengelolaan banjir. Konsep
ketahanan banjir memperkenalkan perspektif baru yaitu hidup dengan banjir.
Pemerintah Kota Bandung mencatat bahwa wilayah Gedebage, khususnya di
Simpang Jalan Soekarno Hatta-Gedebage, telah mengalami banjir rutin sejak 15
tahun lalu. Namun, hal ini tidak mengurangi minat masyarakat untuk tetap tinggal
di kawasan tersebut. Kecamatan Gedebage mencakup kawasan pemukiman dan
kegiatan perekonomian sehingga mempunyai risiko yang perlu diperhitungkan.
Mengkaji risiko bencana banjir di wilayah perkotaan sangatlah penting, karena
dapat membantu mengidentifikasi wilayah yang membutuhkan peningkatan
ketahanan dalam menghadapi bencana. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
perlu dilakukan evaluasi tingkat ketahanan atau resiliensi masyarakat dalam
menghadapi banjir dengan melibatkan beberapa metode perhitungan kapasitas
untuk mengurangi risiko banjir, sesuai dengan standar regulasi pengkajian risiko
baik dari dalam maupun luar negeri. Selain mengukur tingkat risiko, kajian ini
menghasilkan peta risiko banjir di wilayah Gedebage. Tujuan penelitian ini adalah
memberikan gambaran mengenai kondisi kapasitas daerah, khususnya di wilayah
Gedebage, serta memberikan solusi alternatif pengendalian banjir agar
menciptakan masa depan yang lebih tahan terhadap risiko banjir dalam jangka
waktu 25 tahun mendatang. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran role
playing sebagai pendekatan mitigasi banjir di kawasan Gedebage dengan
menggunakan pendekatan sosial Theory of Planned Behavior (TPB). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Indikator Infrastruktur (X2) memiliki skor
tertinggi dalam analisis deskriptif garis kontinum. Sebelum penanggulangan
banjir, skor yang diperoleh adalah 171 dengan kategori Cenderung Tidak Baik.
Setelah upaya penanggulangan banjir dilakukan, skornya meningkat menjadi 268
dengan kategori Sangat Baik. Pengukuran ini dilakukan untuk tujuan edukasi
mahasiswa, dan jika diterapkan di masyarakat, diharapkan akan menunjukkan
peningkatan signifikan dalam infrastruktur penanggulangan banjir, sehingga masyarakat akan lebih siap dan mampu mengelola risiko banjir dengan lebih baik.
Hasil analisis dari beberapa metode perhitungan kapasitas untuk mengurangi
risiko banjir menunjukan bahwa perhitungan analisis risko dengan menggunakan
Modifikasi Indeks Kapasitas Sosial dapat mengurangi faktor risiko banjir. Hal ini
menunjukan bahwa kelurahan Cipadung Kulon, Mekarmulya, dan Cisaranten
Wetan berada dalam kategori risiko Rendah. Artinya, dengan mempertimbangkan
indikator dari referensi tersebut, upaya untuk mengurangi risiko banjir di kawasan
Gedebage telah mencapai tingkat optimal. Namun, kelurahan Pakemitan memiliki
tingkat kerentanan yang tinggi terhadap banjir, sehingga berada dalam kategori
risiko Sedang. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah mitigasi yang tepat
dan strategi manajemen risiko untuk mengurangi dampak kerentanan terhadap
banjir di wilayah tersebut. Solusi alternatif yang diusulkan untuk menciptakan
masa depan yang lebih tahan terhadap risiko banjir dalam jangka waktu 25 tahun
mendatang yaitu Penanganan Komprehensif di Kawasan Gedebage dengan
penerapan kebijakan yang efektif dan pengalokasian dana yang memadai dari
pemerintah daerah, Penanganan Sampah Buah-buahan Prapasar dengan
mengupayakan kondisi bersih tanpa kulit, Pembangunan Infrastruktur Air dengan
pembangunan kolam retensi dan saluran drainase yang lebih besar dan lebih
efisien, Pengembangan Aplikasi Mobile dengan memberikan peringatan dini dan
informasi terkait kondisi cuaca dan debit air sungai, serta Renovasi Pasar
Gedebage dengan konsep pasar bertingkat untuk menciptakan lingkungan
perdagangan yang modern. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan
lingkungan yang lebih tahan terhadap banjir dan bencana lainnya, serta
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kawasan Gedebage.