digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dominasi penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi menyebabkan terjadinya eksternalitas bagi suatu perkotaan diantaranya peningkatan kemacetan lalu lintas terutama pada jam sibuk, peningkatan polusi, hingga penurunan tingkat kesehatan masyarakat perkotaan. Pengambilan kebijakan untuk meminimalisir eksternalitas tersebut sangat penting pada kondisi saat ini terutama dalam merespon tujuan global pengurangan emisi hingga nol (net zero emissions) di Tahun 2050. Belakangan ini, pendekatan co-benefits atau manfaat ganda dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan di sektor transportasi. Pentingnya co-benefits sangat dipromosikan bersamaan dengan strategi mitigasi untuk pengurangan gas rumah kaca khususnya bagi kota-kota di negara berkembang yang menghadapi 3 tantangan utama yaitu pembangunan, polusi lingkungan, dan adaptasi perubahan iklim (Puppim De Oliveira, 2013). Pendekatan manfaat ganda menciptakan situasi terbaik dengan mempertimbangkan keuntungan lokal dan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi manfaat ganda dari kebijakan pembatasan kendaraan pribadi di Jakarta dengan tiga sasaran utama: mengidentifikasi kebijakan, menghitung perpindahan moda, dan menghitung emisi yang terhindarkan. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan multinomial logit, serta perhitungan emisi berdasarkan panduan IPCC dan EMISI dari WRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan KRE (Kebijakan Restriksi Kendaraan) memberikan dampak perpindahan moda yang signifikan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Emisi yang terhindarkan melalui perhitungan perjalanan dapat mencapai 57%. Variabel independen yang signifikan dalam mempengaruhi pemilihan moda adalah biaya perjalanan, waktu tempuh, jarak, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Temuan penelitian ini mendukung konsep manfaat ganda dari pendekatan transportasi yang terkait dengan strategi Avoid-Shift-Improve (ASI) dan menunjukkan manfaat ganda dari implementasi kebijakan pembatasan kendaraan pribadi. Dengan demikian, kebijakan pembatasan kendaraan pribadi di Jakarta tidak hanya efektif dalam mengurangi kemacetan, tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap pengurangan emisi, memberikan keuntungan lingkungan yang substansial.