digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Christopher Leonard
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Hidrogel merupakan salah satu material polimer yang banyak dikembangkan untuk kebutuhan implan medis karena bersifat biocompatible, biodegradable, hidrofilik, dan dapat digunakan sebagai media sel untuk hidup dan proliferasi. Setelah pembuatan hidrogel berhasil, tantangan selanjutnya yang dihadapi adalah pembentukan hidrogel menjadi implan dengan bentuk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien. Tantangan ini dapat terselesaikan dengan teknologi additive manufacturing menggunakan mesin 3D printing yang dimodifikasi sehingga mesin 3D printing dapat membuat objek 3 dimensi dari hidrogel yang awalnya berfasa cair. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan hidrogel berbasis selulosa dari Luffa cylindrica. Selanjutnya, karakterisasi dan pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakter hidrogel. Penelitian dilanjutkan dengan manufaktur 3D printing hidrogel menggunakan mesin 3D printing dengan bed, head, dan sumber material 3D printing yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi selulosa minimum untuk membuat hidrogel adalah 2,1wt%. Semakin tinggi konsentrasi selulosa di dalam hidrogel, kemampuan hidrogel mempertahankan bentuknya semakin baik, gelling time semakin cepat, kemampuan swelling selama 2 siklus semakin rendah, dan ukuran pori semakin besar. Parameter 3D printing hidrogel optimum pada penelitian ini adalah printing temperature dan build plate temperature 25-27ÂșC (temperatur ruang), print speed 25mm/s, travel speed 300mm/s, skirt line count 1, konsentrasi selulosa pada hidrogel 2,1wt%, ukuran nozzle 18G, material bed plastik mika (PVC), dan kecepatan alir 2ml/menit.