digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Berdasarkan fenomena yang terjadi di negara-negara maju, terutama yang dialami oleh perusahaan multinasional, kunci dari peningkatan kinerja terletak pada kemampuan perusahaan dalam bekerja sama dengan para mitra bisnisnya. Kerjasama tersebut memerlukan suatu koordinasi dalam bentuk spesifik yaitu koordinasi yang bergantung pada bentuk-bentuk yang sesuai dengan pengambilan keputusan (decision making) terdistribusi (Fink, 2004). Permasalahan koordinasi dapat terjadi pada proses-proses negosiasi, misalnya negosiasi kontrak. Negosiasi merupakan sebuah proses dimana pihak-pihak yang terlibat mencapai kesepakatan tentang tindakan bersama di masa yang akan datang (Zlatev, et al., 2003). Di sisi lain, setiap partner yang terlibat dalam kerjasama tersebut memerlukan pertukaran informasi secara cepat dan akurat. Untuk itu perlu adanya pembaharuan terhadap suatu bentuk negosiasi yang didukung oleh pemanfaatan teknologi yang sesuai sedemikian rupa sehingga kerjasama tersebut menjadi berhasil, yaitu melalui automated negotiation. Banyak penelitian yang mengembangkan model automated negotiation antara dua perusahaan (bilateral negotiation) dengan obyek negosiasi yang sederhana (simple contract) , sedangkan pada kenyataannya kerjasama dapat terjadi antara beberapa perusahaan (N party) dengan obyek negosiasi yang lebih komplek (complex contracts). Penelitian ini menghasilkan model Automated Multilateral Negotiation (AMN) yang bertujuan untuk menghasilkan kontrak yaitu berupa tahapan atau jadwal produksi bersama yang optimal dari serangkaian kontrak antara satu perusahaan utama (main company) dengan beberapa partnernya (multilateral negotiation). Pengembangan model AMN dimulai dengan proses negosiasi antara satu perusahaan utama dengan dua partnernya dengan menggunakan tiga skenario negosiasi, yang kemudian digeneralisasi untuk lebih dari dua partner. Fokus model AMN adalah pada perancangan protokol negosiasi dan penentuan decision making models dengan menggunakan pendekatan annealing mediator yang mendorong perusahaan-perusahaan (agents) yang terlibat dalam negosiasi untuk berperilaku kooperatif.