ABSTRAK Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Hana Luthfiyah Eshandra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Kota Bogor merupakan salah satu kawasan yang berperan sebagai penyangga DKI
Jakarta. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan infrastruktur
dan area permukiman pada kawasan tersebut. Peningkatan pembangunan tersebut
menyebabkan semakin berkurangnya luas area resapan di Kota Bogor dan berakibat
pada terjadinya banjir. Terdapat 84 titik genangan/banjir yang tersebar di seluruh
wilayah Kota Bogor dengan total luas genangan mencapai 68,5 ha atau 0,59% dari
total luas Kota Bogor. Jalan K.H. Sholeh Iskandar merupakan salah satu jalan
nasional di Kota Bogor yang kerap mengalami banjir ketika terjadi hujan deras.
Terjadinya banjir diakibatkan oleh saluran drainase yang kurang terawat sehingga
tidak mampu menampung air hujan secara optimal. Selain itu, berkembang
pesatnya pembangunan di sekitar jalan dan kondisi vegetasi yang tidak terawat juga
menyebabkan area resapan di Jalan K.H. Sholeh Iskandar semakin berkurang. Saat
ini, strategi pengendalian banjir telah berkembang dari sistem infrastruktur fisik
menjadi solusi berbasis alam atau dikenal sebagai Nature-based Solutions (NbS).
NbS menawarkan solusi berbasis alam dalam mengatasi tantangan lingkungan,
sosial, serta ekonomi dengan cara yang berkelanjutan. Penerapan NbS yang
diintegrasikan dengan jalur transportasi perkotaan yang disebut dengan green street.
Green street merupakan salah satu praktik pengolahan air hujan yang diterapkan
pada jalur transportasi perkotaan dengan memanfaatkan tanaman. Green street
memiliki beberapa komponen yang dapat diterapkan yaitu bioretensi, swales,
vegetated filter strip, street strees, planters, permeable pavement, serta rainwater
harvesting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pengembangan green street
di Jalan K.H. Sholeh Iskandar. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi
karakteristik banjir yang terjadi di Jalan K.H. Sholeh Iskandar, mengidentifikasi
komponen green street yang sesuai untuk diterapkan di Jalan K.H. Sholeh Iskandar,
membuat skenario penerapan green street, dan mengidentifikasi kemampuan green
street dalam mengendalikan banjir di Jalan K.H. Sholeh Iskandar dengan
membandingkan debit banjir sebelum dan setelah penerapan green street. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat 5 titik banjir di sepanjang Jalan K.H. Sholehv
Iskandar dengan ketinggian 10 - 50 cm. Banjir cukup sering terjadi terutama ketika
musim penghujan. Dalam setahun, banjir dapat terjadi sebanyak 5 hingga 10 kali.
Hasil analisis menunjukkan bahwa banjir terjadi pada segmen II, IV, V, VI, VII, dan
VIII. Komponen green street yang paling sesuai untuk diterapkan di Jalan K.H.
Sholeh Iskandar adalah bioretensi, permeable pavement, dan street trees. Bioretensi
diterapkan pada jalur hijau eksisting di median jalan, sedangkan permeable
pavement dan street trees diterapkan di area tepi jalan. Implementasi ketiga
komponen green street di Jalan K.H. Sholeh Iskandar ini memakan biaya
pembangunan awal sebesar Rp3.552.008.381,11 dan biaya pemeliharaan tahunan
sebesar Rp905.030.024,45. Penerapan bioretensi pada median jalan sepenuhnya
menyerap air hujan hingga mencapai zero run-off. Sedangkan penerapan permeable
pavement dan street trees pada tepi jalan berhasil mengurangi debit limpasan hingga
mencapai 20%. Dengan begitu, debit banjir di Jalan K.H. Sholeh Iskandar dapat
diatasi 100% oleh penerapan green street. Pengembangan green street sebagai
sarana pengendali banjir menjadi solusi berkelanjutan yang layak dipertimbangan
dalam mengatasi banjir di ruas-ruas jalan perkotaan. Diperlukan adanya kolaborasi
antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas untuk mendorong pertukaran
gagasan dan pengetahuan dalam penerapan green street. Studi mengenai manfaat
sosial dan ekonomi dari penerapan green street juga dapat dilakukan untuk melihat
bagaimana green street berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat serta
mengukur dampak finansialnya, termasuk penghematan biaya dan peningkatan
nilai properti.
Perpustakaan Digital ITB