digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. SA merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman nasional yang produknya telah dipasarkan di lebih dari 15 negara dan menghasilkan laba kotor sebesar 8,73 triliun pada tahun 2023. PT. SA mengelola total 20 lokasi manufaktur, yang berlokasi di Indonesia dan luar negeri. Salah satu produk PT. SA yang memberikan kontribusi besar terhadap bisnisnya adalah merek MA, produk makanan bayi yang berkontribusi 33% terhadap total bisnis. Namun, 3 lokasi manufaktur kontrak makanan bayi ini berlokasi di luar negeri, yang sangat bergantung pada peraturan pemerintah. Untuk menekan nilai impor di Indonesia, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2021 untuk mengurangi produk impor. Hal ini akan mengakibatkan risiko produk makanan bayi PT.SA tidak terpenuhi di pasaran sebesar 66% dan kerugian penjualan sebesar 97 miliar pada tahun 2025. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih strategi manufaktur kontrak terbaik untuk memastikan pertumbuhan dan pemenuhan makanan bayi MA yang berkelanjutan di PT. S.A. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif melibatkan pelaksanaan wawancara dan diskusi kelompok forum (FGD) dengan beberapa Subjek Matter Expert (SME) untuk mengetahui akar penyebab masalah menggunakan analisis Kapner Tragoe dan Why Tree Diagram dan untuk menentukan kriteria dan solusi alternatif untuk masalah ini. Pendekatan kuantitatif akan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memilih solusi alternatif terbaik. Hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan metode AHP kriteria terpenting yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan adalah Jadwal (32,95%), Biaya (30,31%), Pengiriman (16,44%), Kapasitas (8,66%), Kemampuan (6,79%) dan Kualitas (4,86%). Alternatif solusi terbaik untuk jangka pendek untuk menyelesaikan masalah bisnis adalah “Memproduksi di Contract Manufacture yang ada & mendistribusikan menggunakan pedagang pihak ke-3 (58,09%)”. Solusi alternatif ini akan memastikan pemenuhan dan mencegah kerugian penjualan sebesar 96 miliar tetapi dengan trade-off peningkatan biaya sebesar 10%. Sementara itu, solusi alternatif terbaik untuk jangka panjang adalah “Menghentikan Manufacture yang ada & Memproduksi di Alternatif Local Contract Manufacture di Indonesia (31,55%)”. Solusi alternatif ini memberikan penghematan biaya yang setara dengan 8,8% dari HPP yang ada, dan memastikan pertumbuhan dan pemenuhan makanan bayi MA yang berkelanjutan di PT.