Meskipun terjadi disrupsi teknologi akibat layanan pemanggilan taksi secara online, cara tradisional memanggil taksi di jalan tetap populer di kalangan masyarakat tertentu di Jakarta. Perusahaan taksi seperti Blue Bird masih menganggap layanan ini sangat andal dan menawarkan manfaat unik bagi penumpang dan pengemudi dibandingkan layanan daring. Kemudahan dan kecepatan dalam memanggil taksi memberikan kepraktisan yang tidak dapat ditiru oleh aplikasi daring. Namun, layanan panggil taksi di jalan menghadapi beberapa tantangan, terutama bagi Blue Bird. Tidak seperti aplikasi daring yang mencatat permintaan secara digital, panggil taksi di jalan kurang memiliki visibilitas terhadap permintaan, menyebabkan ketidakefisienan operasional armada. Di sinilah teknologi Computer Vision (CV) menawarkan solusi inovatif, dengan menangkap gerakan orang yang memanggil taksi di jalan, menghitungnya sebagai permintaan, dan menganalisanya lebih lanjut.
Sebelum penerapan, penting untuk menilai dampak potensi bisnis dari inovasi digital ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi permintaan panggil taksi di jalan yang saat ini tersembunyi dan memperkirakan peningkatan permintaan setelah penerapan CV. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menganalisa secara inferensial untuk memperkirakan potensi permintaan yang sebelumnya tidak tercatat. Metode kualitatif bertujuan untuk memvalidasi dan melengkapi temuan dari metode kuantitatif. Wawasan yang diperoleh juga berguna untuk merancang desain umum dari sistem deteksi panggil taksi di jalan, membentuk arsitektur dan fungsionalitas agar dapat diterapkan secara efektif. Semua analisis awal ini akan berkontribusi pada Blue Bird sebagai dasar untuk perencanaan strategis sistem CV untuk deteksi panggil taksi di jalan.