Abstrak - Vincentius Adrian Laurens N
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pertumbuhan ekonomi dan populasi di Indonesia yang tidak diimbangi dengan
lahan yang tersedia mendorong pembangunan gedung-gedung tinggi sebagai
pemenuhan kebutuhan. Dengan semakin tinggi dan ramping struktur, eksitasi angin
menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan. Bangunan bertingkat
tinggi memiliki frekuensi natural yang lebih rendah dibandingkan dengan bangunan
bertingkat rendah, yang dapat mengalami efek pembebanan angin yang lebih besar
dibandingkan dengan bangunan kaku, karena adanya efek amplifikasi resonansi
dari angin.
Dalam desain struktur terhadap angin, Indonesia dan beberapa negara tetangga
mengadopsi standar pembebanan angin internasional seperti ASCE, Eurocode, AIJ,
AS/NZS, dan NBCC, yang memiliki kondisi geografis yang berbeda dibandingkan
dengan daerah Asia Tenggara, sehingga diperlukan studi komparasi untuk
mengetahui perbedaan fundamental dalam pembebanan angin dan hasil respons
struktur yang didapatkan dari masing-masing standar pembebanan dengan kondisi
angin di Indonesia.
Hasil studi komparasi menunjukkan bahwa secara garis besar, masing-masing
standar pembebanan menggunakan alur yang sama dalam menentukan beban angin.
Perbedaan pada masing-masing standar pembebanan terdapat pada nilai averaging
time dan periode ulang kecepatan angin yang digunakan. Kemudian, terdapat juga
perbedaan pada faktor yang diperhitungkan untuk mendapatkan tekanan velositas,
penggunaan persamaan dan nilai gust effect factor serta koefisien tekanan, dan
metode perhitungan ketiga arah beban angin dari masing-masing standar. Studi
komparasi ini juga menunjukkan bahwa untuk sebuah struktur tinjauan berupa
bangunan super tinggi, standar pembebanan ASCE memberikan beban angin dan
respons struktur terbesar, dan standar pembebanan AIJ memberikan beban angin
dan respons struktur terkecil.