digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan jumlah penduduk di Asia Tenggara yang terjadi menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan energi yang berlipat ganda di tahun 2040. Apabila penggunaan energi tak terbarukan masih masif digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan menyebabkan dampak negatif secara global yang berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan adanya transisi energi ke energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi di Asia Tenggara. Hal tersebut memerlukan adanya data dan informasi mengenai sebaran area potensial energi matahari dan energi angin di Asia Tenggara. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan hasil berupa potensi kesesuaian dan daya energi matahari dan angin, titik-titik potensial pembangkit listrik energi matahari dan angin, serta analisis jaringan energi di Asia Tenggara berbasis penginderaan jauh dan machine learning. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi studi awal dalam pengelolaan dan pengembangan energi terbarukan. Metodologi yang dipakai adalah studi literatur, pengolahan data, dan analisis. Pengolahan data yang akan dilakukan untuk pengolahan area potensi kesesuaian dan daya energi matahari dan angin, titik-titik potensial pembangkit listrik energi matahari dan angin, serta analisis jaringan energi di Asia Tenggara. Asia Tenggara memiliki potensi kesesuaian yang tinggi untuk pengembangan energi terbarukan. Sebanyak 30,49% wilayah Asia Tenggara memiliki potensi kesesuaian energi matahari yang sangat tinggi, dan terdapat sebanyak 25,34% wilayah Asia Tenggara memiliki potensi kesesuaian energi angin yang sangat tinggi. Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki potensi daya yang tinggi untuk pengembangan energi terbarukan. Sebanyak 27,49% wilayah Asia Tenggara memiliki potensi daya energi matahari yang sangat tinggi, dan sebanyak 24,16% wilayah Asia Tenggara memiliki potensi daya energi angin yang sangat tinggi. Berdasarkan tingkat kesesuaian dan potensi daya energi terbarukan tersebut, dimodelkan titik-titik potensial pembangkit listrik energi terbarukan di Asia Tenggara. Terdapat 256 titik potensial energi matahari, dan 90 titik potensial energi angin yang mana paling banyak dimiliki di Filipina, Indonesia, Myanmar, dan Vietnam. Analisis jaringan energi listrik eksisting menunjukkan jaringan yang memiliki kesesuaian sangat tinggi dan potensi daya sangat tinggi pada energi matahari memiliki panjang 347,50 m (9,82%), dan jaringan yang memiliki kesesuaian sangat tinggi dan potensi daya sangat tinggi pada energi angin memiliki panjang 155,94 m (4,40%). Selanjutnya dilakukan analisis grid jaringan yang baru menghasilkan jalur dari titik asal ke titik target di wilayah Myanmar, Kalimantan, dan Papua. Tebentuk 215 path terbentuk di Papua, 296 path di Myanmar, dan 155 path di Kalimantan. Analisis path ini mengikuti daerah dengan polusi udara yang tinggi, ancaman bencana yang rendah, dan memiliki jarak yang dekat dengan jalan.