digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam Pedoman Persyaratan Urnum Perencanaan Jembatan (2015) urnur layan struktur jembatan di Indonesia adalah 75 tahun. Namun demikian terdapat beberapa hal yang menyebabkan ketidak tercapaian umur layan untuk jembatan baja, dalam Kuhn dkk., 2008 fatik menyebabkan kegagalan terbesar pada jembatan dengan material baja yaitu sebesar 38,3%. Penelitian ini mengevaluasi fatik pada Jembatan Kalikuto. Jembatan ini melintasi Sungai Kalikuto pada jalan tol ruas Semarang - Batang, Jawa Tengah. Jembatan selesai dibangun dan beroperasi pada tahun 2019. Bentang utama jembatan Kalilruto memiliki panjang 100 m menggunak:an struktur steel arch. Struktur jembatan baja berpotensi fatik akibat beban repetitif dari lalu lintas kendaraan yang melintasinya. Evaluasi dilakukan terhadap simulasi pembebanan lalu lintas berdasarkan data weigh-in-motion Jalan Raya Pantura, Gringsing, Mentosari, Kee. Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah selama 7 hari beruntun. Perhittmgan umur fatik mengacu pada ketentuan AASHTO The Manual for Bridge Evaluation 2018 dan RSNI T-03-2005 tentang Perencanaan struktur baja untuk jembatan, serta menggunakan metode cumulative fatigue damage. Tegangan yang terjadi akibat beban lalu lintas aktual tergolong rendah dikarenakan elemen jembatan memiliki kapasitas sangat besar sehingga tidak ditemukan tegangan berlebih yang menyebabkan potensi terjadinya fatik. Elemen yang memiliki rentang tegangan efektif terbesar adalah elemen kabel sebesar 23.18 MPa dengan rentang tegangan maksirnumnya sebesar 73.97 M_pa. Hasil evaluasi menggunakan metode AASHTO MBE 2018 menunjukkan umur tak hingga dengan kuantifikasi umur hingga dengan sisa umur fatik paling konservatif adalah 80 tahun. Dengan menggunakan kurva S-N RSNI T-03-2005 diperoleh umur tak hingga dan dengan menggunakan metode cumulative fatigue damage diperoleh umur fatik dari elemen kabel adalah 88 tahun. Simulasi kerusakan diterapkan pada kabel tepi berturut - turut sebesar 15%, 25% dan 35% menyebabkan peningkatan tegangan efektif kabel tepi menjadi 39.65 MPa, 44.93 MPa dan 51.78 MPa. Umur sisa fatik berdasarkan AASHTO MBE adalah 61 tahun, 54 tahun dan 45 tahun sedangkan dengan metode cumulative fatigue damage adalah 81 tahun, 73 tahun dan 60 tahun. Kerusakan pada kabel tepi juga berpengaruh pada kabel yang berada disebelahnya. Tegangan efektif pada kabel yang berada disebelahnya menjadi 35.26 MPa, 35.6 MPa dan 35.95 MPa. Perhitungan umur sisa fatik menggunakan metode AASHTO berada dibawah umur rencana yaitu 68 tahun, 68 tahun dan 67 tahun sedangakan dengan metode cumulative fatigue damage menunjukan bahwa tidak terjadi fatik selama umur rencana karena fatik diprediksi terjadi pada usia jembatan 85 tahun, 85 tahun dan 85 tahun.