digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek Perkeretaapian Makassar – Parepare merupakan moda transportasi kereta api pertama yang akan ada dan beroperasi di pulau Sulawesi. Kajian yang dilakukan untuk mengetahui potensi persentase penumpang yang menggunakan moda transportasi mobil yang beralih moda menggunakan moda transportasi kereta api pada rute Stasiun Mangilu – Stasiun Garongkong. Teori pemilihan moda didasarkan pada pendekatan individu yaitu discrete choice model. Data yang digunakan dalam model pemilihan moda diperoleh menggunakan teknik survey stated preference. Untuk target responden merupakan masyakarat Sulawesi Selatan yang diasumsikan berada dalam cathcment area stasiun kereta api dan memiliki akses terhadap kendaraan pribadi mobil. Metode survei yang dilakukan dengan membagikan tautan untuk kuesioner secara online melalui platform google form, dengan terlebih dahulu melakukan pilot survei untuk mengecek apakah desain kuesioner yang telah disusun sudah cukup tepat mengenai dari subtansi yang akan ditinjau sebelum dilakukannya survei utama. Atribut yang digunakan dalam skenario survei stated preference adalah biaya perjalanan, waktu perjalanan dan frekuensi keberangkatan. Pilihan yang diberikan pada setiap skenario pada survey stated preference dianalisis dengan pendekatan regresi maximum likelihood sehingga didapatkan model persamaan utilitas. Dalam analisis model pemilihan diskrit yang diaplikasikan adalah logit binomial, model yang dihasilkan dari selisih utilitas adalah ???????????????????????????? ???? ???????? ???????????? ???? ???????? ???????????????????????????????????? ???? ???????? ???????????????????????????????????????? ???? ???????? ????????????????????????????????????. Dari model utilitas tersebut teridentifikasi dua faktor atribut yang memberikan pengaruh besar terhadap pemilihan moda transportasi yaitu: biaya/tarif dan frekuensi keberangkatan kereta api. Probabilitas terpilihnya moda transportasi kereta api sebesar 55%, dengan kondisi dimana untuk selisih biaya atau tarif kereta api lebih murah Rp. 50,000 dibandingkan dengan biaya moda transportasi mobil, dan dengan kondisi frekuensi keberangkatan kereta api setiap 180 menit. Dalam analisis kajian kelayakan finansial untuk biaya operasi dan perawatan jalur kereta api dengan masa konsesi 17 tahun didapatkan parameter Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 21,643,822,108 atau bernilai positif, parameter Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15.7% atau lebih besar dari suku bunga pinjaman sebesar 10.58%. Untuk gambaran umum alokasi risiko proyek didapatkan nilai rata-rata level risiko dari proyek ini masuk ke dalam kategori risiko tinggi.