Manajemen aset dan liabilitas (ALM) perusahaan asuransi merupakan suatu proses
formulasi, implementasi, dan pengawasan kebijakan keuangan terkait aset dan
liabilitas yang bertujuan untuk memaksimumkan profitabilitas dan solvabilitas
perusahaan asuransi. Proses ini penting dilakukan karena perusahaan asuransi
menerima pemindahan risiko dari tertanggung secara signifikan, misalnya risiko
mortalitas pada asuransi jiwa. Proses formulasi ALM melibatkan pemodelan aset
dan liabilitas. Mengingat perlunya model yang sesuai dengan data empiris, pada
tugas akhir ini simulasi akan menggunakan proses Variance Gamma sebagai
pembanding terhadap model Black-Scholes (gerak Brown geometrik) yang lebih
umum digunakan. Model Variance Gamma lebih cocok digunakan daripada model
Black-Scholes terhadap data return saham yang berdistribusi lebih lancip dan
berekor lebih tebal daripada distribusi normal. Penulis juga menganalisis nilai
obligasi tanpa kupon (zero-coupon bond) berdasarkan model suku bunga stokastik
Cox-Ingersoll-Ross (CIR). Sementara itu, penulis menggunakan persamaan
diferensial Thiele untuk menghitung nilai polis, yakni liabilitas asuransi. Suku
bunga pada penentuan nilai polis merupakan suku bunga CIR, sedangkan mortalitas
menggunakan model Gompertz yang dicocokkan terhadap Tabel Mortalitas
Indonesia IV. Model aset dan liabilitas kemudian diimplementasikan pada simulasi
berbasis skenario yang bertujuan mencari komposisi awal portofolio yang
mengoptimalkan fungsi objektif berupa rasio antara ekspektasi dan Value-at-Risk
ekuitas. Dengan metode Monte-Carlo, simulasi menghasilkan komposisi portofolio
optimal sebesar 30%:49%:21%, secara berturut-turut proporsi uang tunai, obligasi,
dan saham terhadap seluruh portofolio. Berdasarkan uji kecocokan model, model
Variance Gamma dan Black-Scholes memiliki Akaike Information Criterion secara
berturut-turut sebesar -5.777,76 dan -5.694,59. Walaupun model Variance Gamma
lebih cocok digunakan, model Black-Scholes menghasilkan nilai fungsi objektif
optimal lebih besar, yakni 2,456 berbanding 2,452. Model Black-Scholes juga
menghasilkan risiko default lebih rendah karena secara teoretis memberikan
ekspektasi harga saham yang lebih tinggi.