digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Melis Muhlisoh
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Permasalahan sampah sudah menjadi isu global karena menyebabkan perubahan iklim. Setiap tahun, dunia menghasilkan 2,01 miliar ton sampah, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 3,4 miliar ton per tahun pada tahun 2050. Sebagian besar sampah saat ini dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dengan 30% sampah dunia dibuang secara open dumping. Begitupun di Indonesia, pengelolaan sampah secara umum masih mengandalkan metode pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan ke TPA. Dalam konteks Kota Bandung, permasalahan sampah juga menjadi masalah yang sampai saat ini belum ditangani dengan baik. Kota Bandung memiliki jumlah timbulan sampah ketiga tertinggi di Jawa Barat. Disisi lain, Kota Bandung hanya memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Sarimukti yang sudah overload dan menuju masa akhir operasionalnya. Belum adanya alternatif TPA lain dikarenakan adanya efek NIMBY (Not in My Backyard) dimana masyarakat cenderung menolak pembangunan TPA di lingkungan mereka karena khawatir akan dampak negatifnya sehingga pemerintah kesulitan menentukan lokasi TPA baru. Menanggapi permasalahan tersebut, perlu adanya solusi alternatif pembangunan TPA yang secara jangka panjang dapat mereduksi jumlah timbulan sampah namun tetap acceptable di lingkungan masyarakat perkotaan. Sehingga, dilakukanlah pendekatan transprogramming antara fasilitas pn sampah dengan sarana edukasi rekreatif yang berlokasi di kawasan pendidikan tinggi Jatinangor. Diharapkan, hal ini dapat menjadi salah satu upaya transformasi value dari sampah menjadi energi yang sustainable secara sosial ekonomi sekaligus menjadi sarana edukasi yang meningkatkan kesadaran masyarakat terkait jumlah sampah yang diproduksi dan proses-proses rumit yang menyertai pemusnahannya serta meningkatkan kesadaran untuk memilah sampah dalam skala rumah tangga.