digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Muhammad Syahrullah Fathulhuda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Syahrullah Fathulhuda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan






Geoid laut teliti Indonesia yang memiliki akurasi lebih baik dari 5 cm, dibutuhkan sebagai infrastruktur dasar kegiatan survei pemetaan dan rekayasa. Pada saat ini, satelit altimetri telah terbukti kegunaannya untuk penentuan geoid laut di wilayah perairan yang luas dengan resolusi spasial yang tinggi, akurasi yang dapat diandalkan, serta data yang tersedia secara bebas. Namun, efek pasang surut laut (pasut) pada data satelit altimetri masih memberikan kontribusi kesalahan yang siginifikan dalam penentuan geoid laut, terutama pada wilayah perairan dangkal dan pesisir. Oleh karena itu, penentuan geoid laut yang teliti membutuhkan model pasut yang teliti. Untuk geoid laut dengan akurasi lebih baik dari 5 cm di wilayah pesisir dan perairan dangkal, dibutuhkan model pasut dengan ketelitian lebih baik dari 15 cm. Pada penelitian ini, akan dikembangkan model pasut Indonesia dengan menggunakan data altimetri di sepanjang jalur pengamatan, dengan memanfaatkan multi-satelit altimetri, yang disebut dengan model pasut empiris. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi model pasut dan mempertahankan sinyal gelombang pendek di perairan Indonesia. Selain itu, pada proses pemodelan akan dilakukan proses evaluasi berdasarkan tingkat keakuratan data masing-masing satelit altimetri, untuk menentukan kombinasi satelit yang paling optimal dalam pemodelan. Selanjutnya, model pasut yang dihasilkan akan dianalisis dampak ketelitiannya terhadap kesalahan estimasi geoid laut. Hasil dari pengembangan model pasut yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa model dengan kombinasi satelit TOPEX/Jason series (TOPEX, Jason-1, Jason-2, Jason-3, SENTINEL-6A), GFO, dan ENVISAT, serta stasiun pasut merupakan kombinasi terbaik, yang menghasilkan model dengan ketelitian yang lebih baik dari model pasut global, yaitu sebesar 11,38 cm. Hal ini merupakan bukti empirik bahwa model dengan akurasi yang lebih baik dapat dihasilkan, dengan menerapkan prosedur pemilihan kombinasi satelit. Di sisi lain, dengan mengacu terhadap ketelitian geoid laut yang dibutuhkan Indonesia, yaitu lebih baik dari 5 cm, ketelitian tersebut, tidak berada pada rentang perambatan kesalahan yang dihasilkan terhadap ketelitian geoid laut, yaitu 5 s/d 6 cm, yang menunjukkan bahwa ketelitian model pasut yang dihasilkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan Indonesia. Berdasarkan batas atas dari rentang nilai tersebut, terdapat probabilitas untuk menghasilkan ketelitian yang lebih rendah dari 5 cm. Oleh karena itu, dalam realisasi geoid laut teliti, parameter selain ketelitian model pasut perlu dipertimbangkan.