COVER Muhammad Syahrullah Fathulhuda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Syahrullah Fathulhuda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Geoid laut teliti Indonesia yang memiliki akurasi lebih baik dari 5 cm, dibutuhkan
sebagai infrastruktur dasar kegiatan survei pemetaan dan rekayasa. Pada saat ini,
satelit altimetri telah terbukti kegunaannya untuk penentuan geoid laut di wilayah
perairan yang luas dengan resolusi spasial yang tinggi, akurasi yang dapat
diandalkan, serta data yang tersedia secara bebas. Namun, efek pasang surut laut
(pasut) pada data satelit altimetri masih memberikan kontribusi kesalahan yang
siginifikan dalam penentuan geoid laut, terutama pada wilayah perairan dangkal
dan pesisir. Oleh karena itu, penentuan geoid laut yang teliti membutuhkan model
pasut yang teliti. Untuk geoid laut dengan akurasi lebih baik dari 5 cm di wilayah
pesisir dan perairan dangkal, dibutuhkan model pasut dengan ketelitian lebih baik
dari 15 cm.
Pada penelitian ini, akan dikembangkan model pasut Indonesia dengan
menggunakan data altimetri di sepanjang jalur pengamatan, dengan memanfaatkan
multi-satelit altimetri, yang disebut dengan model pasut empiris. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan resolusi model pasut dan mempertahankan sinyal gelombang
pendek di perairan Indonesia. Selain itu, pada proses pemodelan akan dilakukan
proses evaluasi berdasarkan tingkat keakuratan data masing-masing satelit
altimetri, untuk menentukan kombinasi satelit yang paling optimal dalam
pemodelan. Selanjutnya, model pasut yang dihasilkan akan dianalisis dampak
ketelitiannya terhadap kesalahan estimasi geoid laut.
Hasil dari pengembangan model pasut yang dilakukan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa model dengan kombinasi satelit TOPEX/Jason series
(TOPEX, Jason-1, Jason-2, Jason-3, SENTINEL-6A), GFO, dan ENVISAT, serta
stasiun pasut merupakan kombinasi terbaik, yang menghasilkan model dengan
ketelitian yang lebih baik dari model pasut global, yaitu sebesar 11,38 cm. Hal ini
merupakan bukti empirik bahwa model dengan akurasi yang lebih baik dapat
dihasilkan, dengan menerapkan prosedur pemilihan kombinasi satelit. Di sisi lain,
dengan mengacu terhadap ketelitian geoid laut yang dibutuhkan Indonesia, yaitu
lebih baik dari 5 cm, ketelitian tersebut, tidak berada pada rentang perambatan
kesalahan yang dihasilkan terhadap ketelitian geoid laut, yaitu 5 s/d 6 cm, yang
menunjukkan bahwa ketelitian model pasut yang dihasilkan belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan Indonesia. Berdasarkan batas atas dari rentang nilai tersebut,
terdapat probabilitas untuk menghasilkan ketelitian yang lebih rendah dari 5 cm.
Oleh karena itu, dalam realisasi geoid laut teliti, parameter selain ketelitian model
pasut perlu dipertimbangkan.