digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dzaky Raihan Perdanaputra
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Alat oksigen merupakan instrumen penting dalam budidaya udang, tak terkecuali budidaya udang vaname. Tujuan dari penelitian ini yakni membandingkan kualitas air dan parameter pertumbuhan udang antara dua kolam budidaya, dengan menggunakan metode aerasi yang berbeda yakni kolam A menggunakan 12 kincir (macrobubble) dan kolam B menggunakan kombinasi antara 6 kincir dan 6 alat microbubble (macro-microbubble). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar oksigen terlarut (DO) di kolam B lebih tinggi (5,96 mg/l) dibandingkan dengan kolam A (5,12 mg/l), yang mendukung kondisi kesehatan udang yang lebih baik. Parameter kualitas air lainnya seperti salinitas, suhu, pH, dan kecerahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kolam. Penggunaan pakan lebih tinggi di kolam B dengan selisih rata-rata 16,52 kg dibandingkan kolam A. Pertumbuhan harian rata-rata udang di kolam B lebih tinggi (0,19 gram) dibandingkan kolam A (0,13 gram), dengan populasi udang yang lebih besar di kolam B (253.542 ekor) dibandingkan kolam A (238.673 ekor). Berat biomassa udang di kolam B mencapai 1.398 kg, lebih besar dibandingkan kolam A yang hanya 1.239 kg. Tingkat kelangsungan hidup (SR) udang di kolam B juga lebih tinggi (84,12%) dibandingkan kolam A (79,25%). Konversi rasio pakan (FCR) pada panen menunjukkan nilai yang lebih baik di kolam B (1,46) dibandingkan kolam A (2,3). Berat rata-rata udang per ekor (MBW) di kolam B juga lebih besar (6,04 gram) dibandingkan kolam A (5,72 gram). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi macro-microbubble lebih efektif dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan udang dibandingkan dengan penggunaan macrobubble saja. Penambahan microbubble meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan udang, tetapi tidak dapat digunakan sejak awal budidaya karena risiko kematian udang karena ukuran udang yang kecil, sehingga perlu digunakan bersama kincir air.