Berawal dari proses konveksi alami yang membentuk beberapa macam pola di alam.
Untuk mengamati pola yang terbentuk di alam, salah satu persamaan yang bisa menggambarkan
proses pembentukan pola dari proses konveksi yaitu Swift-Hohenberg. Persamaan
Swift-Hohenberg yang ditinjau yaitu memuat nonlinier kubik dan kuintik. Sebelum
mengamati pola yang terbentuk, dilakukan analisis kestabilan untuk persamaan Swift-
Hohenberg 1D dengan menggambar diagram bifurkasi. Dalam melakukan analisis
kestabilan dilakukan linearisasi pada persamaan dan mengamati persamaan secara keseluruhan.
Ketika menganalisis persamaan Swift-Hohenberg 1D secara keseluruhan,
digunakan metode Fast Fourier Transform, kontinuasi Pseudo Arc-Length dan metode
Runge-Kutta orde 4. Dari hasil analisis kestabilan persamaan Swift-Hohenberg 1D, selanjutnya
mengonstruksi persamaan Swift-Hohenberg menjadi 2D untuk mengamati pola
yang terbentuk. Pola didapat dengan melakukan simulasi persamaan Swift-Hohenberg
2D. Simulasi dilakukan untuk kasus nilai parameter r > 0 dan r < 0. Untuk kasus
r > 0 dilakukan variasi gangguan beberapa titik diantaranya 1, 2, 3, 4, dan 400 titik.
Pada gangguan 1, 2, 3, dan 4 titik dipilih nilai parameter r = 0.5, sedangkan untuk
gangguan 400 titik dipilih nilai parameter r yaitu 0.01, 0.5, 2, dan 5. Untuk kasus r < 0
diberi gangguan 400 titik dan dipilih nilai parameter r diantaranya -0.01 dan -0.67. Hasil
pola yang didapat dari simulasi, dilakukan pengamatan pola yang terbentuk.