BAB 1 I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA I Gede Ponky Aditya Ryanta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Timah merupakan logam yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
manusia karena dapat digunakan sebagai lapisan coating, chemicals, solder, dan
paduan logam. Indonesia merupakan negara penghasil timah terbesar kedua di
dunia yaitu 52.000 ton pada tahun 2015. Bijih timah di Indonesia terutama terdapat
di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau dengan total cadangan mencapai
800 juta ton. Pengolahan bijih timah di Indonesia menggunakan proses peleburan
dua tahap. Permasalahan utama dalam proses peleburan timah adalah besi yang ikut
tereduksi dan menjadi pengotor dalam lelehan timah. Salah satu metode untuk
mengambil kembali timah yang telah bercampur dengan besi adalah proses fuming.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan CaSO4, sulfur
dan grafit serta temperatur terhadap persen penguapan timah dan menganalisis
mekanisme fuming akibat penambahan bahan imbuh pada terak peleburan timah
tahap 1 yang berasal dari PT Timah.
Pada penelitian ini, jumlah gipsum (CaSO4.2H2O) yang digunakan adalah 15%,
20%, 25%, 37,5%, dan 50%. Selain itu juga dilakukan penambahan 2% grafit +
20% gipsum, 4% grafit + 20% gipsum, 25% sulfur + 75% gipsum, 50% sulfur +
50% gipsum, dan 75% sulfur + 25% gipsum dengan basis total sulfur pada
penambahan 20% gipsum. Proses fuming dilakukan pada temperatur 1200°C
selama 1 jam menggunakan muffle furnace. Proses fuming juga dilakukan pada
temperatur 1000°C, 1100°C, 1200°C, dan 1300°C selama 1 jam dengan
menambahkan 20% gipsum. Hasil fuming dianalisis menggunakan AAS dan XRD.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan gipsum memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap persen penguapan timah. Jumlah gipsum optimum yang
ditambahkan adalah 20% dengan persen penguapan timah mencapai 81,2%.
Sedangkan penambahan sulfur dan grafit justru menurunkan persen penguapan
timah. Temperatur memberikan pengaruh yang signifikan pada penambahan 20%
gipsum. Temperatur optimum yang diperoleh adalah 1200°C dengan persen
penguapan timah yaitu 81,2%. Mekanisme fuming pada penambahan gipsum
dimulai dari proses dekomposisi gipsum membentuk gas SO2. Gas tersebut akan
bereaksi dengan SnO membentuk SnS. Penambahan sulfur membuat CaO yang
dihasilkan dari proses dekomposisi gipsum menjadi CaS. Selain itu juga muncul
gas S2 yang dapat mengubah SnO menjadi SnS dan FeO menjadi FeS. Penambahan
grafit juga menghasilkan CaS yang dapat membentuk SnS dan FeS.