BAB 1 Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Daffa Pratama
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Permintaan atas komoditas timah kian meningkat dari tahun ke tahun. Namun di sisi lain, cadangan timah aluvial yang merupakan cadangan utama untuk memproduksi timah diprediksi akan habis dalam waktu kurang dari 10 tahun. Kedua kondisi tersebut menunjukkan perlunya upaya pemanfaatan cadangan timah dalam bentuk lain yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi timah. Cadangan timah primer masih tersedia lebih melimpah dibandingkan cadangan timah aluvial dan belum dimanfaatkan secara optimal. Akan tetapi, bijih timah primer mengandung kadar timah yang rendah sehingga diperlukan suatu proses pengkayaan kandungan timah yang efektif agar dapat digunakan pada proses produksi timah. Proses fuming atau penguapan timah adalah salah satu proses yang memungkinkan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karenanya, penelitian ini telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh temperatur serta variasi penambahan gipsum terhadap proses penguapan timah dari konsentrat timah primer.
Pada penelitian ini, bahan baku yang digunakan antara lain konsentrat timah primer, gipsum sebagai reagen untuk penguapan timah, dan batubara sebagai reduktor. Bahan baku tersebut dihomogenisasi, ditempatkan ke dalam wadah silinder baja tahan karat, dan direaksikan dalam rotating horizontal tube furnace. Parameter percobaan yang dipelajari antara lain temperatur reaksi pada 950, 1050, dan 1150? dan penambahan gipsum pada 7, 14, 21, dan 28% untuk waktu reaksi selama 3 jam. Percobaan dilakukan dengan menggunakan laju alir gas argon sebesar 1 L/menit dan laju putaran tube sebesar 3 rpm. Hasil percobaan berupa residu dianalisis lebih lanjut menggunakan XRD dan XRF, sedangkan debu dianalisis dengan menggunakan SEM-EDS. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia dari residu dan debu sehingga persentase penguapan timah dapat diketahui.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, penguapan timah yang optimal didapatkan pada temperatur 950?. Hasil karakterisasi menunjukkan residu proses penguapan mengandung komponen utama fasa FeO (wustite) dan komponen lain berupa SiO2. Unsur dominan yang terkandung dalam debu hasil proses penguapan antara lain Fe, Sn, O, dan S. Sn dalam debu diprediksi berupa senyawa SnS dan SnO2. Penguapan timah yang berhasil didapatkan untuk setiap variasi temperatur dan penambahan gipsum melebihi 90%. Berdasarkan rangkaian percobaan yang telah dilakukan, proses penguapan timah yang optimum sudah dapat dicapai pada temperatur 950? dengan penambahan gipsum sebesar 7%.