BAB 1 Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Zaidan Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia. Cadangan timah di
Indonesia merupakan endapan timah aluvial dan primer namun cadangan timah
aluvial diperkirakan habis dalam 5 hingga 10 tahun kedepan. Oleh karena itu, PT
Timah Tbk. mulai mengolah bijih timah primer untuk memenuhi kebutuhan timah.
Pengolahan bijih timah primer dengan metode pemisahan fisik dinilai kurang dalam
meningkatkan kadar timah dalam bijih. Proses fuming dilakukan untuk
meningkatkan kadar timah dalam konsentrat hasil pengolahan fisik sehingga kadar
timah dalam konsentrat meningkat lebih dari 50%. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh temperatur dan rasio berat pirit dan gipsum terhadap persen
penguapan timah serta rasio mol S/Sn, laju putaran tube, dan laju alir gas argon
terhadap persen penguapan timah dan kadar timah dalam debu menggunakan
reagen campuran pirit dan gipsum.
Penelitian dilakukan dengan memasukkan campuran konsentrat timah primer,
batubara, pirit, dan gipsum ke dalam wadah silinder dan dipanggang pada
temperatur 950, 1050, dan 1150°C. Waktu pemanggangan dilakukan selama 3 jam.
Gas argon dialirkan di dalam furnace dengan laju tertentu dan tube diputar dengan
laju tertentu. Hasil percobaan berupa residu sisa di dalam wadah silinder dan debu
yang berada pada ujung tube. Residu dianalisis menggunakan X-ray fluorescence
(XRF), X-ray diffraction (XRD) dan scanning electron microscope-energy
dispersive spectrometry (SEM-EDS) dan debu dianalisis menggunakan SEM-EDS
untuk menentukan komposisi kimianya sehingga persen penguapan timah dan
kadar timah dalam debu dapat dihitung.
Pengaruh temperatur tidak terlihat kecenderungannya karena penambahan sulfur
yang berlebih pada percobaan. Namun, temperatur 950°C cukup untuk
mendapatkan persen penguapan timah lebih dari 90%. Penggunaan campuran pirit
dan gipsum dengan persen pirit lebih tinggi meningkatkan persen penguapan timah.
Persen penguapan timah dan kadar timah dalam debu cenderung meningkat dengan
menurunnya laju putaran tube dan laju alir argon. Percobaan yang menghasilkan
persen penguapan timah lebih dari 90% dan kadar timah dalam debu lebih dari 50%
adalah percobaan dengan parameter laju alir gas argon 0,3 L/menit, rasio mol S/Sn
sebesar 1,24 dengan rasio berat pirit dan gipsum 50% pirit, batubara 8,25%, laju
putaran tube 1 rpm, temperatur 950°C, dan waktu fuming selama 3 jam. Persen
penguapan timah yang didapat sebesar 96,4% dan kadar timah dalam debu sebesar
56,95%.