Pasar modal Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Proses Penawaran Saham Perdana melibatkan penjualan saham kepada publik untuk pertama kalinya, menandai transisi sebuah perusahaan dari status swasta menjadi publik. Harga saham akhir dapat mengalami overpricing atau underpricing. Perusahaan tidak mengharapkan terjadinya underpricing, karena dana yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan dalam aktivitas Penawaran Saham Perdana tidak maksimal. Penyebab underpricing biasanya adalah asimetri informasi.
Untuk mengurangi asimetri informasi, perusahaan dapat menyediakan informasi material kepada calon investor. Informasi material dapat mencakup laporan wajib atau bahkan laporan sukarela. Laporan wajib yang disediakan, seperti laporan keuangan, bertujuan untuk memahami kinerja keuangan perusahaan. Sementara laporan sukarela seperti laporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) bertujuan untuk menilai pertumbuhan berkelanjutan perusahaan di masa depan. Karena saat ini masalah Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola seperti kerusakan lingkungan, perubahan iklim, rantai pasokan etis, dan kesejahteraan global semakin penting di dunia investasi dan semakin menjadi fokus agenda perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dampak pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola serta kinerja keuangan terhadap underpricing di pasar Penawaran Saham Perdana Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan empiris, melibatkan pengumpulan data harga saham Penawaran Saham Perdana, data pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola, data kinerja keuangan, dan data lainnya dari sumber-sumber relevan seperti laporan tahunan atau prospektus dan situs web resmi dari setiap perusahaan yang diambil sampel. Dengan mengambil 235 perusahaan non-keuangan dari Indonesia sebagai sampel penelitian selama periode 2017-2023, penelitian ini diuji dengan metode regresi linear berganda menggunakan perangkat lunak SPSS.
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi investor, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memahami bagaimana praktik bisnis berkelanjutan, seperti yang dilaporkan dalam pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola, memengaruhi tingkat underpricing dalam aktivitas Penawaran Saham Perdana. Temuan dari penelitian ini juga diharapkan dapat memahami hubungan antara rasio keuangan kunci khususnya ROA, ROE, PER, dan PBV terhadap tingkat underpricing yang diamati dalam aktivitas Penawaran Saham Perdana. Implikasi dari penelitian ini dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik, memberikan landasan yang lebih kuat untuk melakukan kegiatan bisnis berkelanjutan di Indonesia, dan mungkin memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya praktik bisnis berkelanjutan dan dampaknya terhadap harga saham dalam aktivitas Penawaran Saham Perdana.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola dengan underpricing. Membayar dengan melakukan hal yang baik dan memiliki investor yang tepat. Kinerja Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola membantu mengurangi asimetri informasi antara perusahaan yang menerbitkan dan investor, yang mengarah pada tingkat underpricing IPO yang lebih rendah. Jadi, praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola yang baik perlu terlihat oleh pasar, melalui publikasi pelaporan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola perusahaan, untuk mendapatkan manfaatnya. ROA dan ROE yang lebih tinggi mengarah pada underpricing IPO yang lebih rendah, sementara PER dan PBV yang lebih tinggi mengarah pada underpricing yang lebih tinggi.