digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN ROBIETH EQTADA MUHAMMADAN
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pertumbuhan kota yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, investasi, dan perkembangan teknologi menunjukkan ekspansi perkotaan ke wilayah pinggiran Metropolitan Bandung. Pertumbuhan kota mengubah aktivitas dan pengelolaan sumber daya di perdesaan, sementara kawasan perdesaan di pinggiran kota memegang peranan penting untuk memasok produk pertanian, pemukiman, dan pelestarian lingkungan alam. Transformasi perdesaan akibat urbanisasi ditandai dengan penurunan ketergantungan pada sektor pertanian, yang mengubah fungsi perdesaan dengan mengubah aliran materi, alokasi sumber daya, fungsi ekosistem, dan jasa ekosistem budaya, serta memiliki dampak fiskal dan sosial. Penghidupan berkelanjutan di sangat penting di tengah transformasi perdesaan karena berperan membangun kembali dan menjaga keberlanjutan lingkungan, dengan fokus pada menjaga atau meningkatkan kapasitas dan aset tanpa mengorbankan sumber daya alam. Desa memiliki kewenangan dalam mencapai penghidupan berkelanjutan, yang salah satunya dapat dilakukan melalui konsep desa cerdas (smart village), di mana inovasi teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, efisiensi ekonomi, dan kesadaran lingkungan. Salah satu cara desa untuk mengelola potensinya adalah dengan mendirikan dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Transformasi perdesaan di wilayah pinggiran Metropolitan Bandung memengaruhi penghidupan dan pengelolaan sumber daya di desa-desa, sementara BUM Desa berperan penting dalam mengelola potensi sumber daya untuk mendukung kehidupan desa dengan memperhatikan adaptasi terhadap perubahan tersebut. Desa Mekarmukti, sebagai Desa Mandiri di kawasan pinggiran Metropolitan Bandung, memiliki potensi untuk mengembangkan BUM Desa dengan konsep smart village. Namun, tantangan seperti kekurangan dana dan aksesibilitas teknologi perlu diatasi untuk implementasi yang berhasil. Oleh karena itu, penelitian tentang prospek pengembangan BUM Desa dengan konsep smart village menjadi penting untuk mencapai penghidupan berkelanjutan di tengah transformasi perdesaan di wilayah pinggiran Metropolitan Bandung.v Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prospek pengembangan BUM Desa dengan konsep smart village untuk menghadapi tantangan transformasi perdesaan di Desa Mekarmukti. Penelitian ini bersifat eksploratori dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Penelitian ini merupakan gabungan antara metode deskriptif untuk menggambarkan kapasitas dan strategi BUM Desa, serta metode preskriptif untuk merumuskan strategi pengembangannya. Pendekatan deduktif dan rapid rural appraisal (RRA) diterapkan untuk menganalisis data dan melibatkan pemangku kepentingan di Desa Mekarmukti, guna mengembangkan konsep smart village dan mencapai penghidupan berkelanjutan di tengah transformasi perdesaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa BUM Desa di Desa Mekarmukti memiliki potensi untuk dikembangkan dengan konsep smart village guna menghadapi transformasi perdesaan, tetapi masih menghadapi kendala dalam mencapai indikator smart economy dan smart governance, seperti keterbatasan layanan, teknologi, anggaran, dan keterlibatan masyarakat. Strategi bisnis BUM Desa Muktijaya aktual belum mampu mendorong kemandirian perekonomian Desa Mekarmukti. Oleh karena itu, dirumuskan strategi pengembangan BUM Desa Muktijaya meliputi penambahan unit usaha, peningkatan kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi, yang diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi desa dan mendukung prospek pengembangan BUM Desa dengan konsep smart village di tengah tantangan transformasi perdesaan.