Usaha minyak dan gas ditandai dengan tingkat bahaya pekerjaan yang sangat tinggi. Menurut laporan IOGP tahun 2022, telah terjadi peningkatan yang konsisten dalam tingkat kecelakaan selama tiga tahun terakhir. Divisi Pemboran dan Intervensi Sumur (DWI) dari PT. Pertamina Hulu Mahakam, sebuah anak perusahaan dari Perusahaan Minyak dan Gas Milik Negara di Indonesia, juga mengalami peningkatan insiden. Oleh karena itu, DWI menerapkan berbagai inisiatif keamanan untuk mencegah insiden. Meskipun melakukan berbagai kegiatan, belum dilakukan penilaian untuk menentukan efektivitas program tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan elemen-elemen yang memengaruhi efektivitas pelaksanaan program keamanan dalam operasi pemboran dan intervensi sumur di PT. Pertamina Hulu Mahakam. Penulis melakukan pengukuran dengan mengadopsi variabelvariabel yang berkaitan dengan faktor keberhasilan kritis dari program keamanan dari beberapa kertas. Selanjutnya, penulis memperkenalkan sistem insentif dalam variabel yang dikuantifikasi sebagai kebaruan dari penelitian ini berdasarkan wawancara dengan para ahli subjek.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data. Beberapa responden diundang, terdiri dari individu yang bekerja dalam peran Pemboran dan Intervensi Sumur di banyak lokasi, termasuk situs, lapangan, tongkang, rig, dan kota. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), dengan menggunakan perangkat lunak smartPLS4. Hasil studi menemukan bahwa tiga dari lima variabel yang diteliti, yaitu Komitmen Manajemen, Pengaturan Keamanan, dan Sistem Penghargaan, secara signifikan dan positif memengaruhi efektivitas program keamanan. Penelitian ini diakhiri dengan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas inisiatif keamanan dalam operasi pemboran dan intervensi sumur.