digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Food waste merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat erat kaitannya dengan isu keberlanjutan. Di Indonesia, jumlah food waste yang dihasilkan pada tahap konsumsi merupakan jumlah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan tahap rantai pasok yang lain. Salah satu penyumbangnya yakni dari sektor non rumah tangga seperti bisnis makanan dan hotel. Saat ini di Indonesia tengah berkembang inisiatif akar rumput yang ikut serta mengatasi isu food waste. Inisiatif akar rumput ini ditemukan dalam bentuk bank pangan yang bertujuan untuk melakukan redistribusi makanan surplus yang dihasilkan oleh sektor bisnis makanan dan hotel untuk kemudian didistribusikan kepada keluarga pra-sejahtera. Di sisi lain, penelitian terkait isu food waste dan bank pangan di Indonesia saat ini masih terbatas, terlebih berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh inisiatif akar rumput dalam mengatasi isu food waste. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penanganan makanan surplus yang dilakukan oleh bank pangan sebagai inisiatif akar rumput, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, serta dampaknya bagi isu keberlanjutan. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan studi kasus jamak pada Food Bank Bandung dan Garda Pangan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Selanjutnya, data yang sudah dikumpulkan dianalisis melalui analisis konten. Penanganan makanan surplus pada penelitian ini dilihat dari arah gerak organisasi, sumber makanan dan aktivitas yang dilakukan, serta hubungan bank pangan dengan pemangku kepentingan. Dilihat dari arah gerak organisasi, bank pangan dapat memiliki tujuan awal yang berbeda yakni berjalan sebagai misi sosial atau lingkungan serta dapat bergeser dari misi sosial ke arah misi lingkungan atau sebaliknya. Walaupun bergerak dari misi awal yang berbeda, bank pangan berjalan dengan aktivitas yang serupa dalam menangani makanan surplus dan memberikan dampak yang beriringan baik terhadap sosial maupun lingkungan. Sumber makanan bank pangan merupakan mitra dari sektor bisnis makanan dan hotel, yakni berasal dari rantai pasok distribusi dan pemasaran serta konsumsi. Secara umum, aktivitas yang dilakukan oleh bank pangan dimulai dari pengumpulan makanan, penyortiran, serta distribusi makanan, bank pangan dibantu oleh relawan maupun staf yang mereka miliki. Adapun penerima manfaat dari makanan ini merupakan keluarga pra-sejahtera yang ditentukan oleh bank pangan dan telah mengalami serangkaian asesmen sebelumnya. Bank pangan juga berperan penting dalam menjembatani kebutuhan pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya yakni relawan, donatur, mitra, serta penerima manfaat. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan bank pangan, meliputi faktor individu, kelompok, dan masyarakat. Faktor yang menonjol pada faktor individu yaitu meaningfulness, life quality, dan peer example, kelompok yaitu funding sources, steering group members skill & education, competencies and capabilities, dan openness in process and goal setting, dan masyarakat yaitu network, external communication, contacts to other stakeholder, dan windows of opportunity. Terakhir, diketahui pula bahwa bank pangan dapat memberikan dampak terhadap isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Secara kualitatif, dampak sosial yang dirasakan oleh pemangku kepentingan bersifat positif. Sementara itu, berdasarkan data yang dianalisis diketahui bahwa dampak sosial (jumlah porsi dan penerima manfaat), ekonomi (potensi kerugian yang dapat dihindari), dan lingkungan (potensi pengurangan volume sampah) yang dihasilkan oleh bank pangan Garda Pangan lebih besar daripada FBB.