Penelitian ini menyelidiki tentang literasi keuangan dan kesiapan pensiun dari ekspatriat Indonesia yang bekerja di industri minyak dan gas di Qatar. Studi ini sangat relevan mengingat tantangan yang dihadapi industri tersebut pada tahun 2015-2016, ditandai dengan penurunan signifikan dalam harga minyak global dan langkah-langkah penghematan biaya selanjutnya, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Selama masa corona pandemic (2019-2022), pemberhentian expert berlangung kembali dikarenakan terganggunya bisnis di semua sektor di seluruh dunia. Sayangnya tidak dirilis data ke publik hingga tidak diketahui berapa banyak yang terkena lay off, namun terdengar issue sebanyak 10,000-20,000 expert terkena dampak namun sedikit sekali yang dari Indonesia.
Visi 2030 Qatar, yang diperkenalkan pada tahun 2008, menekankan pada pengembangan jangka panjang di berbagai sektor seperti ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya, dengan menekankan pentingnya keberlanjutan dan diversifikasi ekonomi. Dalam konteks ini, perencanaan pensiun dini menjadi penting bagi ekspatriat, sejalan dengan tantangan industri dan visi nasional.
Penelitian ini berfokus pada literasi keuangan ekspatriat Indonesia, menilai pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan mereka yang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Temuan awal dari database Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) mengungkapkan bahwa 46% ekspatriat Indonesia di industri minyak memiliki literasi keuangan yang relatif rendah.
Selanjutnya, penelitian ini mengeksplorasi korelasi antara literasi keuangan dan kesiapan untuk pensiun dini. Memahami hubungan ini penting dalam mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan kesiapan keuangan di kalangan ekspatriat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang dapat menjadi dasar bagi langkah-langkah kebijakan, program pendidikan, dan sistem dukungan bagi ekspatriat di sektor minyak dan gas Qatar.