digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Migel Aldila
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Lapangan minyak di Riau memberikan kontribusi sebesar 24% terhadap produksi minyak di Indonesia. Limbah yang dihasilkan dari sumur minyak merupakan air terproduksi yang mencapai 98% dari total cairan yang dihasilkan. Salah satu cara untuk mengelola air terproduksi ini adalah menginjeksikan air kembali ke perut bumi melalui sumur injeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktorfaktor yang memengaruhi laju alir injeksi agar kemampuan sistem injeksi air dapat ditingkatkan sesuai dengan kelebihan air terproduksi yang perlu diinjeksikan. Pemodelan dan simulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ASPEN HYSYS yang dioperasikan dalam keadaan tunak. Model yang dibangun pada penelitian ini adalah model prototipe dan model eksisting. Model prototipe jaringan sistem injeksi terdiri dari 7 sumur injeksi dengan sebuah pompa injeksi dan satu katup kendali di depan pompa. Model ini disusun untuk mengkaji faktor yang dapat memengaruhi perubahan nilai laju alir injeksi, yaitu bukaan katup kendali, diameter pipa header, diameter katup kendali, jumlah sumur injeksi, dan penempatan titik sumur injeksi. Selanjutnya, sistem injeksi eksisting pada kajian ini memiliki katup kendali berdiameter 12 in dan pipa header berdiameter 16 in. Analisis sensitivitas berdasarkan simulasi model prototipe menunjukkan bahwa perubahan bukaan katup kendali adalah faktor yang paling berpengaruh. Makin besar bukaan katup kendali akan memberikan laju alir air injeksi yang makin besar. Pada bukaan 10%, katup kendali ini mampu mengalirkan 92.680 barel/hari ke kepala sumur bertekanan minimum 850 psig dan 79.125 barel/hari ke kepala sumur bertekanan maksimum 1000 psig. Sedangkan pada bukaan penuh 100%, laju alir air injeksi dapat mencapai rentang 83.366 barel/hari hingga 96.830 barel/hari. Akan tetapi mengingat pada sistem injeksi eksisting nilai bukaan katup kendali telah mencapai 100%, maka salah satu faktor yang diterapkan pada model eksisting adalah mengaktifkan sumur injeksi yang mati serta memilih titik penambahan sumur injeksi yang dekat dengan pompa. Hasil simulasi menunjukkan bahwasanya laju alir injeksi dapat meningkat dari 86.606 barel/hari menjadi 87.355 barel/hari (kenaikan sekitar 1%).