Program QA dan QC perlu dilakukan untuk mengelola kualitas pesawat sinar-X,
salah satunya yaitu dengan melakukan uji kesesuaian. Uji kesesuaian dilakukan
menggunakan alat ukur non-invasif berupa X-ray multimeter. Banyaknya jenis dan
spesifikasi dari detektor X-ray multimeter mengakibatkan adanya perbedaan
pembacaan pengukuran meski terhadap pesawat sinar-X yang sama dalam satu
rentang waktu. Penelitian ini kemudian dilakukan untuk menentukan besar
perbedaan pembacaan nilai pada X-ray multimeter yang berbeda dan pengaruhnya
terhadap terhadap hasil uji kesesuaian, serta mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan pembacaan tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan
dua metode pengambilan data, yang pertama yaitu dengan melakukan uji
kesesuaian dan identifikasi detektor. Uji kesesuaian dilakukan menggunakan X-ray
multimeter merek Raysafe dan Radcal terhadap pesawat sinar-X radiografi umum
yang mengacu pada Metode Uji Pesawat Sinar-X Radiografi Umum Nomor
KU/PD/DKKN/04/1. Parameter uji dilakukan terhadap generator dan tabung yaitu
uji akurasi tegangan, waktu eksposi, linearitas, dan reproduksibilitas. Sedangkan
identifikasi detektor dilakukan dengan analisis hasil citra detektor dari masingmasing X-ray multimeter yang dipindai 360° menggunakan micro-CT scanner dan
diperoleh citra tiga dimensi. Data uji kesesuaian diolah menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel untuk memperoleh nilai error, linearitas, standar deviasi,
variansi, dan hasil uji. Nilai-nilai tersebut kemudian dibandingkan antar X-ray
multimeter untuk memperoleh besar perbedaan pembacaannya. Sedangkan untuk
identifikasi detektor, rangkaian citra direkonstruksi untuk diperoleh gambar
proyeksi tiap irisan. Dari citra tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan
perangkat lunak Fiji-ImageJ untuk mengidentifikasi volume sensitivitas dan skala
keabuan masing-masing detektor. Identifikasi volume sensitivitas dilakukan
dengan meng-kontur area sensitivitas detektor pada setiap irisan citra. Begitu pula
untuk mengidentifikasi skala keabuan, dilakukan dengan menarik garis profil
secara melintang dari kiri ke kanan atau sebaliknya pada setiap irisan citra. Data
identifikasi baik untuk ukuran volume sensitivitas maupun skala keabuan kemudian
diolah kembali menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk dijumlahkan
dan mendapat ukuran volume, serta dilakukan plot grafik dan nilai rata-rata untuk memperoleh nilai skala keabuan di area sensitivitas. Karena area sensitivitas
detektor Radcal tidak terlihat pada citra, maka perhitungan volume sensitivitas
dilakukan menggunakan rumus volume tabung dengan informasi yang diperoleh
dari spesifikasi alat. Berdasarkan pengolahan data uji kesesuaian, terdapat
perbedaan pembacaan nilai uji paling besar 0,03 mGy dengan linearitas detektor
Raysafe sebesar 0.9984 dan Radcal sebesar 0.9985. Data pembacaan nilai uji
kesesuaian menunjukkan di bawah batas toleransi untuk semua parameter yang
diuji, baik untuk nilai yang terbaca pada X-ray multimeter Raysafe maupun Radcal,
dan dinyatakan lolos uji. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan pembacaan dari
dua X-ray multimeter yang berbeda tidak mempengaruhi hasil uji kesesuaian.
Berdasarkan analisis hasil rekonstruksi citra, terdapat perbedaan volume
sensitivitas dengan volume Raysafe sebesar 129.98 ± 0.08 mm3 dan Radcal sebesar
675.71 mm3
. Skala keabuan dari detektor Raysafe sebesar 49.19 ± 5.18, sedangkan
detektor radcal sebesar 18.75 ± 1.86. Adanya perbedaan tingkat keabuan dari
daerah sensitivitas detektor menunjukkan perbedaan jenis material yang digunakan
antara detektor Raysafe dan Radcal. Penelitian ini kemudian diperoleh suatu
kesimpulan dimana terdapat perbedaan pembacaan nilai uji kesesuaian pada X-ray
multimeter yang berbeda, namun perbedaan pembacaan ini tidak mempengaruhi
hasil uji kesesuaian, dan faktor yang mempengaruhi perbedaan pembacaan tersebut
diantaranya yaitu volume sensitivitas dan jenis material yang digunakan pada setiap
detektor.