digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Genesia Shelvy Reyna.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA GENESIA SHIELVY REYNA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Kondisi tektonik Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng besar dunia mengakibatkan gempa besar, salah satunya gempa Pangandaran tahun 2006. Gempa dengan magnitudo Mw 7.8 ini terjadi di zona subduksi Jawa yang merupakan pertemuan Lempeng Australia dan Blok Sunda. Empat stasiun Global Positioning System (GPS) yang dipasang oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan berlokasi di sekitar Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupatern Cilacap, dan Kabupaten Kebumen dapat digunakan untuk memahami pola deformasi setelah gempa Pangandaran 2006. Model slip deficit rate pada zona megathrust digunakan untuk mendapatkan nilai velocity locking pada empat stasiun GPS. Model velocity viscoelastic relaxation digunakan dari hasil penelitian sebelumnya. Kemudian nilai velocity afterslip didapatkan dengan mengurangkan vektor GPS terhadap velocity locking dan velocity viscoelastic relaxation pada setiap stasiun GPS. Nilai velocity afterslip ini kemudian digunakan untuk mencari nilai afterslip pada zona megathrust. Hasil penelitian, hingga saat ini, menunjukkan adanya deformasi post- seismic afterslip yang terjadi pasca gempa Pangandaran pada bagian Barat daerah penelitian dengan nilai yang berkurang seiring berjalannya waktu dan deformasi inter-seismic yang terjadi dan semakin mendominasi pada daerah penelitian.