Setiap wilayah di Benua Maritim memiliki variasi curah hujan diurnal yang berbeda baik di wilayah pesisir, pegunungan dan wilayah lainnya yang dipengaruhi oleh kompleksitas wilayah lokal, kondisi topografi dan bentuk garis pantai. Fenomena MJO juga berpengaruh terhadap penguatan variasi diurnal curah hujan diurnal. Namun penelitian terkait MJO pada berbagai fase memiliki kesirnpulan yang berbeda di berbagai wilayah, bahkan secara spasial terutama di wilayah Kalimantan masih sulit disimpulkan pengaruh MJO terhadap curah hujan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh MJO terhadap variasi diurnal curah hujan di Pesisir Kalimantan Utara tahun 2001-2020. Data yang digunakan Indeks MJO Real-time Multivariate (RMM) untuk menentukan MJO kuat dan mengelompokan berdasarkan lokasi konvektif MJO. Data curah hujan satelit Global Precipitation Measurement (GPM) IMERG Final Run V06B digunakan untuk analisis komposit distribusi spasial curah hujan dan variasi diurnal curah hujan menggunakan diagram hovmoller. Data ECMWF Reanalysis 5th Generation
{ERA5) digunakan untuk menganalisis kondisi atmosfer skala sinoptik dan sirkulasi lokal darat-laut.
Rata-rata intensitas tertinggi berada di wilayah pesisir.Distribusi anomali intensitas curah hujan positif (negatit) di AP dan lingkungan sekitar pada F4-F5 {F6-F7). Variasi diurnal curah hujan terkuat berada pada F4-F5 dan terlemah F8-Fl. Umumnya puncak curah hujan daratan sering terjadi pada malam hari, kecuali pada F4-F5 yaitu dini hari dan F2-F3 yaitu sore hari. Sedangkan wilayah lautan terjadi pada siang hari, kecuali pada F4-F5 yaitu pagi hari.
Pola distribusi spasial anomali intensitas curah hujan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer sinoptik dan sirkulasi darat-laut (hanya kondisi atmosfer skala sinoptik) yang sating mendukung untuk peningkatan (penurunan) curah hujan pada F4-F5
{F6-F7). Variasi diurnal intensitas curah hujan merupakan gabungan dari pengaruh kondisi atmosfer sinoptik yang terkait MJO dan sirkulasi darat-laut yang saling mendukung untuk peningkatan (penurunan) curah hujan pada F4-F5 {F8-Fl). Variasi diurnal normalisasi deviasi curah hujan di berbagai fase MJO dominan dipengaruhi oleh faktor skala lokal darat-laut terutama F6-F7.