digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Prinsip tiga dimensi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang merupakan permintaan pemangku kepentingan global telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Prinsip tiga dimensi tujuan SDGs ini menjadi tujuan keberlanjutan perusahaan yang juga selaras dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Konsep TBL mencakup tujuan perusahaan pada dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuan perusahaan pada tiga dimensi ini perlu dirumuskan pada manajemen strategis organisasi sehingga diperlukan alat manajemen strategis yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Alat manajemen strategis organisasi yang banyak digunakan oleh perusahaan dan dinilai cukup efektif adalah Balanced Scorecard (BSC). Dengan demikian, perusahaan perlu memadukan konsep TBL dan BSC menjadi SBSC (Sustainability Balanced Scorecard). Akan tetapi, muncul permasalahan bahwa penggunaan konsep SBSC pada perusahaan akan memunculkan banyak indikator kinerja, sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan penggunaan value-driven business process (efficiency, quality, agility, compliance, integration, dan networking) untuk merumuskan tujuan strategis dan menentukan penetapan prioritas indikator kinerja pada kerangka SBSC dapat membantu perusahaan untuk menentukan prioritas penggunaan sumber daya sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan (ESL). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka konseptual Sustainability Balanced Scorecard berbasis nilai. Proposisi penelitian yang ingin dibuktikan adalah bahwa “value-driven business process (efficiency, quality, agility, compliance, integration, dan networking) dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan strategis dan menentukan penetapan prioritas indikator kinerja”. ii Metodologi yang digunakan adalah studi kasus yang mengeksplorasi kerangka konseptual SBSC berbasis nilai pada tiga studi kasus BUMN Perkebunan. Data dan informasi yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan qualitative research coding dan cross-case analysis. Selanjutnya, dari hasil cross-case analysis ini, diidentifikasi indikator kinerja yang menjadi prioritas perusahaan dengan kriteria (a) relevansinya terhadap kebutuhan perusahaan; dan (b) mencerminkan penggunaan alokasi sumber daya yang minimum dan berdampak besar terhadap sasaran kinerja. Indikator kinerja tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kerangka SBSC berbasis nilai. Hasil penelitian pada tiga studi kasus BUMN perkebunan menunjukkan bahwa hasil cross-case analysis menghasilkan indikator kinerja yang memiliki persamaan pada sasaran kinerja meningkatkan produktivitas on-farm sebesar 89%, pada sasaran kinerja meningkatkan produktivitas off-farm sebesar 95%, dan pada sasaran kinerja melaksanakan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sebesar 100%. Selain itu, indikator tersebut relevan dengan kebutuhan PTPN dan implementasinya berkontribusi besar terhadap pencapaian sasaran kinerja tanpa perlu menggunakan sumber daya yang besar. Pemetaan indikator kinerja pada kerangka SBSC berbasis nilai mencerminkan indikator kinerja yang memiliki value-driven efficiency, quality, agility, compliance, integration, dan networking. Begitu juga perbandingan value-driven tujuan strategis sama dengan value-driven indikator kinerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kerangka SBSC berbasis nilai dapat digunakan untuk merumuskan tujuan strategis dan menentukan prioritas penggunaan indikator kinerja pada BUMN Perkebunan di Indonesia. Manfaat hasil penelitian ini mencakup memberikan panduan bagi pengambil keputusan dalam mengimplementasikan SBSC dengan pendekatan nilai, menggunakan prinsip value-driven untuk merumuskan tujuan strategis dan menentukan prioritas penggunaan indikator kinerja, dan menambahkan referensi dalam bidang sustainability strategic management. Inovasi dan originalitas penelitian adalah pada pengembangan SBSC berbasis nilai sebagai suatu metode untuk merumuskan tujuan strategis dan menentukan prioritas penggunaan indikator kinerja. Meskipun demikian, penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut, terutama dalam membuktikannya pada studi kasus yang berbeda, mengeksplorasi tujuan strategis perusahaan secara menyeluruh, dan menganalisis keterkaitan antar tujuan strategis dan indikator kinerja. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk merancang panduan teknis dalam membangun indikator kinerja berbasis nilai yang berasal dari tujuan strategis perusahaan.